
Kue Besar 5G Ada di Sektor Industri, Telkomsel: Positioning Power dan Benefit yang Dimiliki Lebih Besar

Jakarta, – Perihal use case 5G yang cocok di Indonesia, Indra Mardiatna, Vice President Technology Strategy Telkomsel menilai perlu dikaji secara mendalam.
Indra mencontohkan di Korea Selatan misal sangat terkenal dengan use case teknologi yang mengadopsi solusi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR).
“dan mereka mengabungkan semua solusi tersebut pada lavel anak-anak, remaja, orang dewasa dan orang tua. Layanan ini sangat menarik dan memiliki opportunity besar di Indonesia, termasuk game karena di Indonesia sudah berjalan jauh lebih professional, yang bisa dikembangkan melalui cloud gaming dan lain sebagainya,” papar Indra, Dalam Webinar Indonesia 5G Conference, sesi I yang mengambil tema ‘Eksplorasi Teknologi dan Kasus Penggunaan (use case) Layanan 5G di Berbagai Industri’ yang digelar Selular, Selasa (26/10).
Dalam beberapa kajian, potensi 5G memang dikenal mampu mendorong pertumbuhan Gross domestic product (GDP) industri kedepannya. Dan menurut Indra ada beberapa sektor industri di Tanah Air yang dinilai potensial untuk use case 5G, misal di sektor kesehatan ada eHealth, telemedicine atau virtual diagnosis memiliki potensi pengembangan kedepan.
“Lalu di sektor manufaktur juga demikian, banyak pabrik yang perlu dibantu soal otominisasi, robotik dan lain-lain. Kue besarnya dari 5G ada di industri, karena setiap solusi akan menghadirkan efisiensi. Lalu secara potensial saya juga berifikir industri akan lebih memiliki positioning power, karena ada benefit yang jauh lebih besar,” paparnya.
Sekedar tambahan merujuk pada riset yang dilakukan Institut Teknologi Bandung (ITB), perkembangan jaringan 5G di Indonesia berpotensi memberikan kontribusi lebih dari 2.800 triliun rupiah atau setara dengan 9,5 persen dari total PDB Indonesia pada 2030.
Nilai ini terus tumbuh hingga berpotensi mencapai angka kumulatif lebih dari 3.500 triliun rupiah atau setara dengan 9,8 persen dari total PDB Indonesia pada tahun 2035.
Penerapan 5G yang agresif juga memberikan potensi keuntungan bagi peningkatan investasi bisnis di Indonesia, dengan tambahan investasi sebesar Rp 591 triliun dan Rp 719 triliun pada tahun 2030 dan 2035.
Sementara itu jika mengacu pada riset bertajuk ‘Ericsson Mobility Report 2020’, perusahaan teknologi bisa memperoleh US$ 44,2 miliar atau Rp 625,7 triliun dari masifnya digitalisasi pada 2030. Sebanyak 39% di antaranya atau US$ 17,7 miliar (Rp 250,6 triliun) merupakan hasil adopsi 5G.
Dari jumlah tersebut, 47% atau Rp 116,1 triliun di antaranya menjadi ‘jatah’ perusahaan telekomunikasi. Catatan menariknya dari laporan ini ialah sektor manufaktur paling potensial menyumbang pendapatan bagi operator seluler. Disusul oleh sektor energi, serta media dan hiburan.
Kue Besar 5G Ada di Sektor Industri, Telkomsel: Positioning Power dan Benefit yang Dimiliki Lebih Besar
