Krisis di Inggris, Wanita Terpaksa ‘Open BO’ demi Bertahan Hidup! Alami Trauma

Jakarta

Belakangan, Inggris tengah mengalami krisis memprihatinkan. Pasalnya, dampak dari krisis ini membuat warganya rela melakukan berbagai cara untuk bertahan hidup.

Sejumlah perempuan terpaksa melakukan hubungan seks untuk memenuhi biaya hidup dan membayar tempat tinggal.

“Biaya hidup mengalami kenaikan. Kaum perempuan di Inggris juga menghadapi masalah dan menjadi penjaja seks untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka,” kata Badan Amal Inggris, Beyond the Streets, yang dikutip dari The Guardian.


“Krisis dan tingginya biaya hidup menjadi pendorong (seks untuk bertahan hidup), mereka juga saat ini menghadapi eksploitasi yang cukup besar,” sambungnya.

Menurut Beyond The Streets, kondisi ini juga sangat berpengaruh pada kelompok perempuan yang rentan secara finansial. Mereka mengalami trauma dan masalah kesehatan mental setelah beralih menjadi pekerja seks, yang menukarnya dengan tempat tinggal dan kebutuhan dasar lainnya.

‘Seks untuk disewakan’ ini dipicu sekelompok orang yang sengaja memanfaatkan kondisi genting. Misalnya, pemilik tanah menawarkan diskon serta akomodasi gratis kepada wanita, dengan syarat seks.

“Ini khususnya menjadi masalah di kalangan perempuan migran dan pencari suaka,” menurut salah satu pengamat.

Masalah ini sudah mendapat perhatian dari pemerintah Inggris. Sekretaris Dalam Negeri, Suella Braverman, mengungkapkan dirinya tengah mempertimbangkan adanya undang-undang baru untuk melindungi orang yang rentan terhadap eksploitasi seks.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Inggris menyebut menjajakan seks di Inggris sudah masuk ke dalam ranah ilegal berdasarkan undang-undang Pelanggaran Seksual.

Terima kasih telah membaca artikel

Krisis di Inggris, Wanita Terpaksa ‘Open BO’ demi Bertahan Hidup! Alami Trauma