
Krisis Chips Bikin Semaput Bisnis Qualcomm

Jakarta, – CEO Qualcomm Cristiano Amon mengatakan kepada Bloomberg, kekurangan pasokan yang mempengaruhi industri chips akan mulai teratasi pada awal 2022, tetapi terus berdampak besar pada bisnisnya sekarang.
Eksekutif menjelaskan Qualcomm menerapkan sejumlah langkah untuk mencegah kekurangan, yang dia catat mencakup semua produk dan sektor industri perusahaan.
Selain meningkatkan sumbernya, Qualcomm memperluas kapasitasnya. Amon mengatakan bahwa langkah-langkah itu akan membuahkan hasil mulai tahun 2022, dengan dampak terbesar di akhir tahun.
Di segmen smartphone, Amon mengutip hubungan yang kuat dengan Apple sambil menyoroti persaingan yang kuat saat pemain baru mendapatkan tempat. Ia menyoroti peluang di industri otomotif, dengan mengatakan kepada Bloomberg bahwa Qualcomm memiliki kontrak senilai $ 10 miliar, $ 1 miliar di antaranya telah dibukukan sebagai pendapatan.
Qualcomm adalah pemasok chip terbesar di dunia yang membantu ponsel terhubung ke jaringan data selular, menyediakan chip untuk Apple dan pembuat handset lainnya. Qualcomm mengungkapkan bahwa penjualan chip ke Apple sedikit kurang menguntungkan daripada penjualan chip ke pembuat ponsel lain karena Apple juga tidak membeli perangkat lunak tambahan dari Qualcomm seperti yang dilakukan oleh pembuat perangkat Android.
Tetapi perusahaan juga membangun bisnis yang memasok chip ke pembuat mobil seperti General Motors. Raksasa teknologi yang berbasis di San Diego – California itu, menantang Intel dengan prosesor baru untuk laptop dan komputer desktop.
Meski masih menjadi pemain dominan di industri prosesor mobile, belakangan agresifitas pesaing terdekat seperti MediaTek terus menggerogoti pasar Qualcomm. Laporan dari Counterpoint mengungkap lebih dari 100 juta ponsel terjual pada Q3 2020 dimana MediaTek mendapatkan bagian terbanyak.
Menurut laporan tersebut, MediaTek merebut 31% dari pangsa pasar chipset ponsel global pada Q3 2020. Meskipun tidak berada di puncak kategori 5G, perusahaan asal Taiwan tersebut menyalip Qualcomm dengan pertumbuhan sebesar 2% dan juga mencatat pertumbuhan tahunan (YoY) 5%. Dengan pencapaian itu, MediaTek mendapat predikat vendor chipset terbesar untuk pertama kalinya mengalahkan seteru beratnya Qualcomm.
Krisis Chips Bikin Semaput Bisnis Qualcomm
