
Krisis Chip Melanda AS, Intel Siap Penuhi Kebutuhan

Jakarta, – Presiden AS Joe Biden baru saja bertemu dengan para eksekutif dari perusahaan besar untuk membahas kekurangan chip semikonduktor secara global, hingga menganggu laju rantai indsutri mobil AS. Chip ini digunakan secara luas pada mobil, seperti untuk mempekuat konten alat pemantau kinerja mesin, pengatur kemudi atau jendela otomatis, sensor sistem parkir dan lain sebagainya.
Akibat kekurangan pasokan chip Ford Motor Co, dalam laporanya sampai rela memangkas produksi F-150 terlarisnya karena kekurangan chip semikonduktor. Akibatnya kejadian ini, Ford mengungkapkan merugi bahkan memangkas dari 1 miliar menjadi 2,5 miliar dollar AS dari keuntungan 2021, termasuk pada produksi dan penjualan truk Ford F-150.
Baca juga: Bos Intel Dipanggil Pemerintah AS, Bahas Rantai Pasokan Chip
Dalam pertemuan tersebut, Biden mengatakan dia memiliki dukungan bipartisan untuk mendanai industri chip semikonduktor. Dia sebelumnya mengumumkan rencana untuk menginvestasikan $ 50 miliar dalam pembuatan dan penelitian semikonduktor sebagai bagian dari dorongannya untuk membangun kembali manufaktur AS di bawah rencana infrastruktur $ 2 triliun.
Terganggunya industri otomotif karena kekurangan pasokan chip ini ada banyak faktor yang melatar belakanginya, yaitu karena menutup pabrik selama pandemi Covid-19 tahun lalu, dan tak dipungkiri pula permintaan chip semikonduktor dari industri elektronik melonjak karena masyarakat dunia mulai bekerja, belajar dan bermain video game di rumah. Pembuat mobil pun mau tidak mau harus bersaing dengan industri elektronik untuk mendapatkan pasokan chip yang terbatas itu.
Kini AS dibawah pemerintahan Biden memandang kekurangan semikonduktor sebagai prioritas utama dan segera untuk diatas. Pasalnya krisis pasokan dapat menyebabkan potensi AS kekurangan 1,3 juta mobil dan produksi truk ringan tahun ini.
Baca juga: Merger Gojek dan Tokopedia Tak Terelakan
Chief Executive Intel Pat Gelsinger, yang turut menghadiri pertemuan tersebut secara virtual, mengatakan bahwa pihaknya akan mulai memproduksi chip di pabriknya dalam waktu enam hingga sembilan bulan untuk mengatasi kekurangan dan telah menggangu jalur perakitan di beberapa pabrik otomotif AS.
“Kami berharap hal ini dapat diatasi. Mungkin enam bulan produk baru akan disertifikasi pada beberapa proses yang kami miliki. Kami juga sudah memulai terlibat dengan beberapa pemasok komponen utama saat ini,” kata Gelsinger.
Perlu Anda ketahui Intel telah menyiapkan fasilitas produksi khusus untuk memproduksi chip yang akan digunakan untuk pihak ketiga atau klien eksternal, khususnya perusahaan otomotif. Fasilitas produksi yang dimaksud berada di bawah naungan Intel Foundry Services dan akan digunakan untuk memproduksi chip dengan berbagai arsitektur, mulai dari x86, Arm, hingga RISC-V.
Baca juga: Indef: Langkah Tepat KPPU Denda Gojek Rp3,3 miliar
Untuk melancarkan rencananya, Intel diketahui telah mengucurkan dana sebesar US$20 miliar untuk pengembangan fasilitas produksinya di Arizona, Amerika Serikat.
Pertemuan yang berlangsung di Gedung Putih itu selain dihadiri bos intel juga turut diikuti oleh para eksekutif dari 19 perusahaan besar, termasuk Chief Executive General Motors Mary Barra, CEO Ford Motor Jim Farley dan CEO Stellantis NV, induk Chrysler, Carlos Tavares. Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Brian Deese dan Sekretaris Perdagangan Gina Raimondo juga ambil bagian.
Krisis Chip Melanda AS, Intel Siap Penuhi Kebutuhan
