Korps Marinir AS Rilis Hasil Investigasi Kecelakaan Tenggelamnya Ranpur AAV (LVTP-7)

Setelah delapan bulan sejak musibah tenggelamnya ranpur amfibi AAV (LVTP-7), Korps Marinir AS (USMC) akhirnya merilis hasil investigasinya atas kecelakaan yang menewaskan sembilan personel, yaitu terdiri dari delapan prajurit marinir dan seorang pelaut. Laporan investigasi yang dirilis pada 25 Maret 2021, menyebutkan adanya masalah pada kendaraan (mechanical error) dan manusia (human error).
Baca juga: AAV (LVTP-7) Korps Marinir AS Tenggelam dalam Latihan, Satu Tewas dan Delapan Pasukan Hilang
Dikutip dari nbcchicago.com (26/3/2021), kombinasi dari kegagalan mekanis dan manusia adalah penyebab kecelakaan pada satu unit ranpur lapis baja AAV (Amphibious Assault Vehicle) atau di Korps Marinir TNI AL dikenal sebagai LVTP-7A1 yang terjadi di lepas pantai California Selatan pada 31 Juli 2020.
Berdasarkan sinopsis singkat yang dirilis USMC, disebutkan kurangnya pelatihan dan kurangnya perawatan pada ranpur tersebut. “Penyelidikan menentukan penyebab kecelakaan adalah kombinasi dari pengabaian prosedur pemeliharaan, awak AAV juga diketahui lamban, bahkan tidak mengevakuasi personel ketika situasi menuntut tindakan tersebut. Perangkat apung pribadi juga tidak memberikan daya apung yang memadai saat di kedalaman.” tulis USMC. pada 25 Maret.
Faktor lain cukup fatal ternyata tidak ada perahu pendamping (penyelamat) di sekitar area musibah, pasalnya kondisi laut saat kejadian memang lebih tinggi dari ‘biasanya.’ Sementara kegagalam mekanis dibuktikan dengan tidak beroperasinya pompa saat bagian dalam ranpur kemasukan air, sebagai informasi, bagian lambung kendaraan dilengkapi dengan pompa. Akibat dari semua itu, menyebabkan ranpur seberat 30 ton itu langsung tenggelam di kedalaman 121 meter.
Saat ranpur nahas dalam keadaan bahaya, sebenarnya sempat dikirim sinyal minta pertolongan yang disebut “November Flag,” namun tidak ada perahu penyelamat yang ada di sekitaran. Justru bantuan berasal dari sesama AAV, saat awak di AAV yang tenggelam mulai mengevakuasi diri melalui palka di atas kendaraan, AAV yang membantu bertabrakan dan menggeser AAV yang kemudian tenggelam di sisinya dengan palka menghadap gelombang besar.
Apesnya, gelombang itu menabrak sisi palka dari AAV yang tenggelam dan mengisi kompartemen pasukan dengan air, menyebabkannya ranpur tenggelam dengan cepat. Ironisnya, butuh waktu sekitar 20 menitan sampai kapal penyelamat tiba di titik kejadian.
Sebuah AAV yang tergabung dalam 5th Marine Expeditionary Unit mengalami insiden saat latihan embarkasi basah dari Pulau San Clemente menuju kapal pendarat USS Somerset di lepas pantai California Selatan. Kejadian pada 31 Juli 2020 itu berlangsung pukul 17.45 waktu setempat.
Dikutip dari abcnews.go.com (1/8/2020), disebutkan satu marinir dinyatakan tewas, dua luka berat dan ada delapan marinir lainnya hingga kini statusnya dinyatakan hilang (kemudian dinyatakan tewas).
Baca juga: Dalam Operasi Amfibi, LVTP-7A1 “Jodohnya” Bersama Landing Platform Dock
Berdasarkan keterangan dari USMC, ranpur nahas tersebut kala itu membawa 15 marinir dan satu pelaut, atau ada 16 personel yang berada di AAV. Lima personel dilaporkan dapat menyelamatkan diri dan dalam kondisi stabil. Rangkaian latihan pendaratan dan kembali ke kapal diikuti oleh 13 ranpur AAV. (Bayu Pamungkas)