Kominfo Fokus Manajemen Spektrum Frekuensi Di 2021

Jakarta, – Tahun 2021 ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika menegaskan akan fokus terhadap manajemen spektrum frekuensi radio. Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Kominfo Ismail menyatakan langkah itu sebagai upaya mendorong percepatan transformasi digital dalam berbagai bidang di tanah air.
“SDPPI merupakan salah satu unit yang penting untuk mencapai transformasi digital nasional. Kami berpegang teguh pada arahan-arahan yang bapak (Menteri Kominfo) sampaikan karena manajemen spektrum frekuensi ini merupakan salah satu tulang punggung konektivitas digital nasional melalui mobile broadband,” ujarnya dalam Rapat Virtual Kementerian Kominfo bertema ‘Menkominfo Menyapa: Indonesia Terkoneksi, Semakin Digital Semakin Maju’.
Baca juga: Samsung Galaxy A32 5G, Kantongi Sertifikasi Bluetooth
Menurut Dirjen Ismail pengaturan penggunaan spektrum frekuensi secara cermat merupakan langkah tepat dalam melakukan transformasi digital. “Sehingga, peruntukkan frekuensi yang diberikan kepada korporasi atau individu sesuai dengan kebutuhannya,” jelasnya.
Dirjen SDPPI menyatakan jajarannya telah melakukan pengaturan spektrum frekuensi sekitar dua tahun belakangan. Setiap spektrum frekuensi diatur sesuai dengan peruntukannya berdasarkan teknologi yang dipergunakan oleh pihak penyewa frekuensi.
“Selanjutnya, kehadiran teknologi yang baru seperti 5G juga menjadi faktor yang mendorong SDPPI mengatur frekuensi secara tepat. Sehingga, kedepannya masyarakat di seluruh pelosok dapat menggunakan jaringan telekomunikasi berkualitas pada kegiatannya,” paparnya.
Dirjen Ismail meyakini, upaya yang dilakukan oleh SDPPI dapat berdampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat dalam negeri. Karena dapat secara langsung mempengaruhi kesejahteraan masyarakat ketika melakukan kegiatan produktif melalui teknologi.
“Hadirnya jaringan telekomunikasi 5G menuntut melakukan manajemen frekuensi. Kita dapat menjadi tuan rumah di Indonesia dari hadirnya teknologi terbaru ini membuat masyarakat secara keseluruhan memanfaatkan konektivitas tersebut untuk meningkatkan bisnis di lingkungan ekonomi digital,” ungkap Ismail.
Sekdar informasi, sebelumnya Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate mengatakan pemerintah akan mulai melakukan persiapan gelaran jaringan 5G mulai 2021 di Indonesia. Sebagai tahap awal, jaringan 5G akan digelar secara terbatas di sejumlah wilayah terpilih.
Baca juga: Pembangunan Jaringan 5G, Jerman Pilih Tak Larang Vendor China
Titik-titik prioritas itu akan berada di beberapa kawasan pariwisata, industri, maupun kota-kota mandiri yang secara ekosistem dinilai sudah siap menyelenggarakan jaringan 5G. Namun Menkominfo belum mengungkap secara spesifik wilayah mana saja yang siap menggelar 5G.
Lalu persiapan lainya, pemerintah telah membuka lelang frekunsi 2,3 GHz pada rentang 2.360-2.390 MHz. Pita frekuensi itu rencananya akan digunakan untuk menggelar jaringan 5G. Alokasi pita frekuensi yang dilelang sebesar 30 MHz yang terdiri dari tiga blok, yakni blok A, B, dan C. Ada tiga operator yang memenangkan lelang frekuensi tersebut, yakni Telkomsel, Smartfren, dan Tri Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga melakukan migrasi siaran televisi analog ke digital (analog switch off). Siaran televisi analog paling lambat akan diberhentikan pada 2 November 2022. Melalui Analog switch off ini memberikan penghematan sebesar 112 MHz di pita frekuensi 700 Mhz. Pita frekuensi tersebut bisa melayani masyarakat dengan jangkauan lebih luas dibanding pita frekuensi di atasnya serta membuka ruang percepatan 5G lebih maksimal.