Kisah Perantau dari Majalengka, Jadi Perawat Lansia yang Sakit-sakitan

Jakarta

Sudah menjadi risiko meninggalkan keluarga di kampung demi sebuah pekerjaan di ibukota. Salah satunya adalah Nita (32), yang berprofesi sebagai perawat bagi lansia dengan kondisi yang membutuhkan perawatan khusus di Kanopi Nursing Home. Ia menjalani hari-harinya dengan para lansia dengan beraneka penyakit yang dideritanya.

“Merantau, saya merantau dari Majalengka ke sini. Tinggal di Kanopi Nursing Home. Pulangnya itu 6 bulan sekali. Pulang 1 minggu,” ujar Nita dalam program Sosok.

Zaman sudah canggih, kerinduan dengan keluarga bisa dikurangi dengan bantuan ponsel. Nita memanfaatkan hal tersebut untuk tetap bisa cerita lewat videocall yang dilakukan dengan suami dan anaknya di Majalengka.

“Paling videocall. Kalau telepon setiap hari telepon. Jadi kangennya hilang, bisa terobati,” tutur Nita.

Selalu menjadi tantangan tersendiri ketika Nita sedang liburan bersama keluarga dan harus kembali bekerja. Dia harus memberikan pengertian pada 2 anaknya yang masih belia soal tanggung jawab pekerjaannya.

“Paling berat sekali. Beratnya meninggalkan anak berat sekali. Tapi kerjaan tidak boleh ditinggal. Kalau sudah waktunya balik lagi, pasti balik. Jadi harus komitmen dengan pekerjaan juga,” cerita Nita.

“Karena merawat orangtua pekerjaan paling mulia menurut saya. Karena susah-susah gampang, seperti mengurus anak, lebih dari mengurusi anak bayi,” lanjut Nita.

Selama di Jakarta, Nita menghabiskan waktu 24 jam bersama penghuni panti. Dia tinggal di tempat yang sama dengan para penghuni itu di bilangan Cipinang, Jakarta Timur.

(fuf/gah)

Terima kasih telah membaca artikel

Kisah Perantau dari Majalengka, Jadi Perawat Lansia yang Sakit-sakitan