
Kinerja TSMC Terkerek Melambungnya Permintaan Chip

Jakarta, – Raksasa Taiwan, TSMC (Taiwan Semiconductor Manufacturing) menyatakan keyakinannya tentang kinerja keuangannya di Q4 2021 berdasarkan ekspektasi untuk permintaan chip yang berkelanjutan, setelah mencatat kenaikan dua digit dalam pendapatan dan laba selama Q3 2021.
Vendor semikonduktor yang berbasis di Taipe itu, mencatat laba bersih hingga TWD156,3 miliar ($14,8 miliar), naik 13,8% tahun-ke-tahun, dengan pendapatan TWD414,7 miliar, 16,3 persen lebih tinggi. Dalam sebuah pernyataan pendapatan , TSMC menjelaskan sebagian besar kenaikan didorong oleh keuntungan chip smartphone, yang menyumbang 44% dari penjualan.
Sebagian besar keuntungan datang dari pelanggan di Amerika Utara (65 persen dari total pendapatan), diikuti oleh kawasan Asia Pasifik dan China.
Mengikuti “permintaan yang kuat” di empat platform pertumbuhan smartphone; komputasi kinerja tinggi; IoT; dan otomotif selama kuartal tersebut, Wakil Presiden dan CFO TSMC Wendell Huang menyatakan bahwa perusahaan memperkirakan pertumbuhan di masa depan akan didorong oleh permintaan untuk “teknologi 5nm terdepan di industri”.
Dengan tingginya permintaan chip, Huang mengharapkan pendapatan Q4 antara $ 15,4 miliar dan $ 15,7 miliar dibandingkan dengan $ 12,7 miliar pada periode yang sama 2020.
Di samping hasil, Reuters melaporkan TSMC mengkonfirmasi rencana untuk mendirikan pabrik chip di Jepang untuk memenuhi permintaan jangka panjang, dengan produksi dijadwalkan akan dimulai pada akhir 2024. Laporan sebelumnya memprediksi Sony juga akan berpartisipasi dalam langkah pendirian pabrik di Jepang itu.
Mengutip sumber, The Nikkei melaporkan investasi bersama kedua raksasa teknologi itu bernilai sekitar JPY800 miliar ($7 miliar). Pabrik chip itu akan berlokasi di Prefektur Kumamoto yang akan difokuskan pada pembuatan semikonduktor untuk sensor gambar kamera, mobil dan produk lainnya.
Di luar Jepang, TSMC juga telah memfokuskan upaya dalam menciptakan anak perusahaan di AS dan dilaporkan mendirikan pabrik chip di Jerman, dalam upaya untuk memenuhi permintaan yang meningkat di berbagai industri. Berkurangnya pasokan chip global berdampak pada produksi di banyak sektor.
Selain Jerman dan AS, TSMC juga dilaporkan tengah memperluas salah satu pabriknya yang ada di Nanjing, Tiongkok, untuk memasok prosesor dengan lebih baik kepada perusahaan-perusahaan teknologi di Amerika Serikat. Apple, yang merupakan pelanggan dari TSMC, diperkirakan akan menggunakan prosesor canggih untuk iPhone di generasi mendatang.
Meski kinerja keuangan TSMC terkerek, namun hal itu merupakan ironi. Pasalnya, kelangkaan pasokan chip yang terjadi sejak lebih dari setahun terakhir, telah memukul industri smartphone. Meski produsen chip terus berupaya menggenjot produksi, namun pulihnya pasokan komponen diprediksi baru akan berakhir pada 2023 mendatang.
Anjloknya supply chip yang merupakan otak dari ponsel cerdas, pada akhirnya memaksa vendor “berakrobat-ria” demi dapat bertahan dan tidak terkubur dari persaingan. Mulai dari menaikkan harga, men-downdgrade spesifikasi, mengurangi produksi, hingga menghentikan produksi beberapa line-up.
Glenn O’Donnell, Direktur riset di Forrester Research memprediksi masalah tersebut akan bertahan hingga beberapa waktu ke depan.
“Dengan demikian harga smartphone dan semuanya sudah naik. Kami memperkirakan kenaikan ini 10 persen pada akhir tahun ini dan meningkat lebih tinggi hingga 2022,” kata dia, kepada The Sraits Times, dikutip Jumat (8/10/2021).
Kinerja TSMC Terkerek Melambungnya Permintaan Chip
