Kinerja Huawei: Rontok di Smartphone, Berkembang di Pasar Notebook High End

Jakarta, – Pecinta notebook kelas premium, khususnya penggemar Huawei pantas bergembira. Pasalnya, vendor yang terkenal karena kualitas produknya itu, baru saja meluncurkan MateBook 14s di Indonesia, Senin (22/11/2021).

Sebelum resmi menyambangi konsumen Indonesia, MateBook 14s telah lebih dulu meluncur di pasar China, September lalu. Sebulan berikutnya, Huawei MateBook 14s mulai go internasional. Inggris menjadi negara pertama di luar China, menandai peluncuran Huawei MateBook 14s di Eropa dan berbagai negara lainnya.

Sebagai notebook yang menyasar kalangan high end, Huawei MateBook 14s mengusung seabreg kelebihan, termasuk desain bodinya yang ramping dengan tepi yang tajam. Dibekali ayar Sentuh FullView 2.5K dan rasio aspek 3:2, pengalaman visual menjadi sangat mengesankan.

Laptop ini ditenagai oleh Prosesor Intel® Core™ Generasi ke-11 terbaru. Ada satu set speaker quad dengan tweeter dan woofer untuk meningkatkan kualitas audio pada mesin. Mengetik pada MateBook 14s sangat menyenangkan karena menawarkan key travel 1,5mm.

MateBook 14s memiliki baterai berkapasitas tinggi 60Wh dan dipasangkan dengan adaptor daya 90W. Adaptor daya juga mendukung Huawei SuperCharge untuk berbagai pilihan smartphone dan tablet Huawei. Dengan semua fitur ini bersama dengan kebebasan konektivitas, Huawei MateBook 14s adalah alat yang sempurna untuk manajemen kerja.

Huawei sebelumnya lebih identik dengan bisnis jaringan dan smartphone. Bisnis laptop masih terbilang baru. Namun sejak meluncurkan Seri Matebook pada 2016, Huawei kini telah menguasai sekitar 17% pasar laptop China, kata Yu Chengdong, CEO Grup Bisnis Konsumen Huawei.

Secara keseluruhan, Huawei mengklaim sebagai produsen laptop terbesar kedua di China berdasarkan pangsa pasar, hanya di belakang Lenovo, pembuat PC terbesar di China dan juga dunia. KrASIA melaporkan bahwa bisnis PC Huawei tumbuh 214% tahun-ke-tahun di Q3 2019.

Kinerja Huawei di segmen laptop terbilang moncer. Pasalnya, pada 2018 pangsa pasar Huawei baru sekitar 2%. Namun sejak 2019, laptop Huawei di bawah merek MateBook dan Magicbook meningkat pesat dan melampaui pertumbuhan rata-rata pasar laptop China.

Sejak 2018, Huawei memperkenalkan strategi yang melibatkan matriks produk mulai dari PC, speaker, jam tangan, yang saling terhubung hingga mobilitas pintar dan sistem hiburan, dan di pusat strateginya adalah smartphone. Sayangnya strategi tersebut kini mendapat hambatan karena bisnis smartphone tak lagi moncer.

Bisnis Smartphone Huawei Terjun Bebas Gegara Sanksi AS

Kinerja Huawei: Rontok di Smartphone, Berkembang di Pasar Notebook High End  Kinerja Huawei: Rontok di Smartphone, Berkembang di Pasar Notebook High End

Tumbuhnya bisnis laptop, setidaknya menjadi penawar duka bagi Huawei di tengah anjloknya penjualan smartphone. Berbagai lembaga survey, mulai dari Canalys, IDC, Counterpoint hingga Omdia, kompak mencatat pada kuartal kedua 2021, Huawei telah terlempar dari posisi lima besar. Itu merupakan kali pertama Huawei tidak masuk dalam posisi elit sepanjang tujuh tahun terakhir.

Vendor yang berbasis di Shenzhen telah tertatih-tatih akibat sanksi AS yang diberlakukan sejak 2019. Ini adalah pembalikan mencolok untuk merek yang sempat menduduki posisi puncak menggeser Samsung pada kuartal kedua 2020 sebagai vendor smartphone terbesar di dunia.

Dalam laporannya, Omdia menyebutkan bahwa “era Huawei sebagai influencer smartphone utama telah berakhir”. Vendor yang memiliki logo seperti bunga merah menyala itu, mencatat penurunan tajam hingga 74,6% dalam pengiriman menjadi hanya 9,8 juta, menempatkan perusahaan pada peringkat kedelapan.

Amblasnya kinerja Huawei terhitung sangat cepat. Pasalnya, pada 2018 Huawei masih menempati peringkat kedua dan berambisi menjadi pemain nomor satu dunia menggusur Samsung yang telah menjadi market leader sejak 2012. Raksasa telekomunikasi yang didirikan pada 1987 itu, sangat optimis dapat merengkuh posisi nomor satu pada 2020. Sayangnya, momentum pasar yang telah tercipta seketika rontok karena sanksi yang dijatuhkan AS.

Alih-alih mampu mengkudeta Samsung, Huawei kini berada pada mode “bertahan hidup”. Padahal, sepanjang 2018 perusahaan mampu membukukan 208 juta pengiriman, menyumbang 48% dari total pendapatan perusahaan. Bisnis  smartphone terbukti mampu memberikan kontribusi lebih dari bisnis Huawei, selain sebagai penyedia jaringan telekomunikasi dan enterprise untuk pertama kalinya.

Meski kini tengah babak belur, Huawei menyatakan tak akan keluar dari bisnis smartphone yang sempat melambungkan perusahaan ke jajaran elit vendor teknologi dunia, bersaing dengan Apple dan Samsung. Hal itu ditegaskan langsung oleh pendiri dan CEO Ren Zhengfei dalam sesi diskusi dengan media-media internasional pada Februari 2021.

Selain menepis rumor yang beredar, Zhengfei juga mengungkapkan harapannya untuk berbisnis kembali dengan perusahaan-perusahaan Amerika untuk komponen dan peralatan telekomunikasi, serta kemungkinan perubahan haluan dalam hubungan China – AS.

Tak dapat dipungkiri, (untuk sementara ini) smartphone bukan lagi tambang uang utama bagi Huawei. Namun  dengan berkembangnya bisnis laptop, Huawei telah merintis jalan baru yang juga prospektif.

Notebook Huawei Pilihan yang Layak

Kinerja Huawei: Rontok di Smartphone, Berkembang di Pasar Notebook High End

Kinerja Huawei: Rontok di Smartphone, Berkembang di Pasar Notebook High End  Kinerja Huawei: Rontok di Smartphone, Berkembang di Pasar Notebook High End

Menurut analis terkenal, Ming Chi Kuo, permintaan global untuk laptop Microsoft Windows telah tumbuh secara signifikan di awal 2020 dan akan meningkat lebih jauh pada 2021.

Lonjakan permintaan ini, meskipun ada dampak pada berbagai ekonomi dan industri, karena virus Corona yang belum sepenuhnya usai. Melalui pertumbuhan laptop Windows ini, tampaknya notebook Huawei juga akan mengalami peningkatan yang cukup besar, menurut laporan Ming Chi Kuo.

Menurut Ming Chi Kuo, survei terbaru menunjukkan bahwa pengiriman komponen utama laptop Windows diperkirakan akan tumbuh sekitar 20% – 30%. Hal ini juga mempengaruhi penawaran notebook Huawei. Dilaporkan, seri MateBook Huawei mengalami pertumbuhan eksponensial dengan peningkatan pengiriman hampir 100% atau 6 juta unit.

Pencapaian itu terbilang mengesankan mengingat Huawei masih relatif baru di pasar PC dan notebook. Lonjakan pengiriman mencerminkan pertumbuhan tahun ke tahun yang menonjol untuk beberapa jajaran notebook Huawei, termasuk Matebook, MateBook X/ Pro, MateBook D, E dan MateBook 13 dan MateBook 14.

Dengan desain tipis dan ringan, laptop buatan Huawei menawarkan spesifikasi menarik yang menjadikannya pilihan yang layak untuk laptop Windows. Meski dibandrol cukup mahal, namun hal itu setara dengan spesifikasi dan fitur yang menguntungkan.

Di Indonesia sendiri, kehadiran Huawei sejalan dengan meningkatnya permintaan dan kebutuhan perangkat laptop di pasar. Namun untuk menjadi pemain kunci, laptop besutan Huawei harus mampu menancap di benak konsumen.

Menurut laporan laporan Growth from Knowledge (GFK), permintaan laptop di pasar Indonesia selama Januari sampai Juni 2021 mengalami kenaikan sebesar 5%. Hal itu menunjukkan pasar telah kembali pulih. Lembaga riset IDC mencatat, Asus menjadi pemuncak pasar PC dan notebook di Tanah Air dengan pangsa pasar 25%. Disusul Acer, Lenovo, HP (14%), dan Dell (9%).

Terima kasih telah membaca artikel

Kinerja Huawei: Rontok di Smartphone, Berkembang di Pasar Notebook High End