Ketersediaan Perangkat Juga Hambat Euforia 5G di Tanah Air  

– Implementasi Gelaran 5G di Tanah Air tak dipungkiri berjalan dengan penuh tantangan, mulai dari ketersediaan spektrum ideal, menemukan use case yang pas untuk diaplikasikan di Indonesia, hingga ketersediaan perangkat.

    Sukaca Purwokardjono Deputy CEO Mobility Smartfren pun menekankan jika gelaran 5G berbeda dengan 4G, dan cenderung memiliki tantangan tersendiri yang perlu dipecah.

“Ketika migrasi 3G ke 4G memang ada gap harga smartphone yang mahal. Kendati demikian ada solusi Mifi yang murah dibandrol kurang dari Rp500 ribuan, sehingga bagi konsumen yang belum memiliki perangakt 4G masih bisa menikmati melalui cara alternative tersebut,” cerita Sukaca, Jumat (14/1).

Baca juga: Awal 2022 Smartfren Siap Ajukan ULO 5G, Begini Rencananya…

Sedangkan untuk 5G, Sukaca menambahkan situasi berbeda karena solusi Mifi juga terhitung sulit. Karena harga perangkat tersebut masih tinggi tak kurang dari Rp4 juta rupiah per unit.

“Smartphone pun juga demikian, ponsel pintar 5G paling umum masih dibandrol dikisaran Rp4 jutaan,” paparnya.

Sehingga dua hal tersebut, device dan solusi alternative untuk menikmati 5G, seperti Mifi cukup menghambat euforia 5G di Tanah Air. “Kalau aplikasi banyak bisa tinggal di download di smartphone,” tuturnya.

Sukaca pun kembali menegaskan jika Smartfren untuk menggelar 5G tidak ingin terburu-buru, dirinya menyebut hingga di kuartal I 2022 ekosistem 5G pun masih kunjung tak memadai.

“Karena gini, saya melihat ekosistem 5G belum kuat, harga handset yang mendukung 5G pun masih tinggi dan belum banyak yang menggunakan. Sembari kita mempersiapkan ULO 5G, berharap di kuartal II atau III 2022 ekosistem akan semakin matang,” tandasnya

Perlu Anda ketahui, Smartfren melaporkan siap meluncurkan 5G di 2022, dan berencana memasuki tahap persiapan untuk Uji Laik Operasi (ULO) 5G di Kementerian Telekomunikasi dan Informatika (Kominfo) awal tahun ini.

Baca juga:Pengembangan Use Case 5G Perlu Kolaborasi, Kominfo: Operator Jangan Garap Sendirian

Lebih lanjut setelah proses ULO 5G sukses dan menerima Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO), maka Smartfren siap meluncukan layanan 5G komersil di Tanah Air secara resmi, dan rencananya pada akhir kuartal II atau awal kuartal III 2022 akan menggelar layanan 5G di beberapa titik.

Artinya dengan gelaran 5G Smartfren, maka menandai lengkapnya layanan 5G yang dimiliki operator seluler Indonesia, setelah sebelumnya Telkomsel, XL Axiata, lalu Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia (Tri) yang kini melebur mejadi Indosat Ooreodo Hutchison (IOH) memiliki layanan komersil 5G, dan telah resmi diluncurkan pada tahun lalu.

Terima kasih telah membaca artikel

Ketersediaan Perangkat Juga Hambat Euforia 5G di Tanah Air