Kesaksian Nakes Wisma Atlet saat Tangani Pasien Delta Vs Omicron

Jakarta

Seorang dokter di Wisma Atlet, dr Sylvia, yang biasa menangani pasien kritis atau gejala berat menyebut beberapa bulan belakangan nyaris nihil pasien COVID-19 membutuhkan bantuan oksigen di RSD Wisma Atlet Kemayoran. Berbeda dengan gelombang COVID-19 Delta, umumnya pasien COVID-19 di masa Omicron relatif ringan.

Pada pasien Delta, banyak kasus yang dibawa ke RSD Wisma Atlet Kemayoran dalam keadaan happy hypoxia, atau saturasi oksigen terlanjur ‘ngedrop’.

“Iya kalau Delta kan berat-berat ya, terus gejalanya banyak sesak napas dan gejala buruk lainnya. Sampai happy hypoxia,” katanya.


“Jadi kaya kebiasaan saturasinya turun tiba-tiba udah jelek saja hasilnya. Di masa Delta paking parah di IGD bisa ada 100 lebih per hari (pasien masuk),” terangnya saat ditemui detikcom di RSD Wisma Atlet, Rabu (3/8/2022).

Berbeda dengan pasien Delta, pada kasus Omicron menurutnya gejala didominasi ringan menyerupai flu. “Kebanyakan gejala ringan cenderung batuk, nyeri, tapi gejala sakit tenggorokan sedikit gitu,” sambungnya.

“Biasanya kalau yang berat itu pasti umumnya punya komorbid, kaya beberapa kemaren kita nanganin pasien HIV, itu kita rujuk ke RS,” sambungnya.

Menurut dia, masa pemulihan pasien Omicron dan Delta juga sangat jauh berbeda. Saat Delta, pasien bisa dirawat selama sebulan, sementara pasien Omicron umumnya hanya menjalani isolasi selama 10 hari.


Terima kasih telah membaca artikel

Kesaksian Nakes Wisma Atlet saat Tangani Pasien Delta Vs Omicron