Kenapa Risiko Serangan Jantung Meningkat saat Liburan? Dokter Ungkap Alasannya

Jakarta –
Sejumlah penelitian mengaitkan liburan akhir tahun dengan peningkatan risiko serangan jantung. Kok bisa sih, padahal berlibur kan tujuannya untuk ‘healing’?
Ada benarnya, mengingat stres bisa menjadi salah satu faktor risiko penyakit jantung. Beban hidup yang berat, ditambah tuntutan pekerjaan yang tidak pernah ada habisnya, memang bisa meningkatkan risiko serangan jantung.
Namun tidak salah juga jika beberapa penelitian menyebut risiko serangan jantung justru meningkat saat liburan. Konsultan perawatan intensif dan kegawatan kardiovaskular dari Alia Hospital, dr Dian Zamroni, SpJP(K) menjelaskan bebearapa alasannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan pertama, liburan yang sebenarnya bisa menjadi sarana untuk refreshing terkadang justru menghadirkan stressor baru. Pengeluaran yang membengkak dan kemacetan merupakan beberapa pemicu stres yang terkadang tidak diantisipasi dengan baik dan malah jadi pikiran saat berlibur.
“Secara beban ekonomi, itu akan membuat stressor-nya meningkat,” kata dr Dian dalam perbincangan dengan detikcom.
Selain itu, alasan berikutnya adalah kondisi cuaca. Beberapa penelitian yang mengungkap adanya peningkatan risiko penyakit jantung saat liburan akhir tahun, dilakukan di negara-negara yang memiliki 4 musim, dan liburan akhir tahun jatuh di musim dingin.
Menurut dr Dian, cuaca dingin meningkatkan risiko penyempitan pembuluh darah atau vasokonstriksi yang bisa saja memicu serangan jantung.
Tak lupa, dr Dian juga mengingatkan beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko sakit jantung saat liburan. Di antaranya pola makan yang cenderung ugal-ugalan, serta pengobatan rutin yang kerap terlupakan.