Kenapa Miss V Gatal Terus-menerus? Ini 7 Penyebab yang Harus Diwaspadai

Kenapa Miss V Gatal Terus-menerus? Ini 7 Penyebab yang Harus Diwaspadai

Jakarta

Salah satu masalah genital yang kerap dialami wanita adalah vagina gatal dan keputihan. Kondisinya umum terjadi ketika area kulit dan pakaian dalam lembab. Selain hal tersebut, kenapa Miss V gatal terus-menerus?

Sebenarnya, rasa gatal di vagina cukup lumrah. Namun, bila terus terjadi tentu menimbulkan rasa nyaman sehingga wanita akan merasa malu dan enggan untuk terus memegangi area kewanitaannya.

Profesor klinis di departemen kebidanan dan ginekologi di Stanford Medicine Leah S Millheiser, MD, mengatakan gatal di bagian ‘bawah’ bisa menjadi tanda penyakit, seperti infeksi jamur atau vaginosis bakteri. Bisa juga disebabkan oleh kondisi lain seperti eksim, psoriasis, kutil kelamin, atau kutu kemaluan.


Namun, gatal tidak selalu menandakan penyakit. Terkadang, vagina mengalami iritasi akibat residu detergen pada pakaian dalam, pembalut, atau pelumas ketika berhubungan seksual. Meski terdengar sepele, hal tersebut bisa memberikan buruk secara spontan pada vagina.

Kenapa Miss V Gatal Terus Menerus?

Dikutip dari WebMD, berikut beberapa alasan mengapa gatal di area Miss V tak kunjung hilang:

1. Vaginosis Bakteri

Vaginosis bakteri (BV) adalah infeksi yang umum terjadi karena ketidakseimbangan pertumbuhan bakteri alami di vagina. Kondisi ini ditandai dengan vagina gatal, nyeri, bau tak sedap terutama setelah bercinta, dan keputihan. Infeksi ini bisa berisiko terhadap ibu hamil atau wanita yang ingin mengikuti program hamil. Karenanya, segerakan periksa ke dokter.

2. Penyakit Menular Seksual (PMS)

Gatal tak kunjung sembuh kemungkinan adalah tanda awal dari Penyakit Menular Seksual (PMS). Seiring waktu, gejalanya bisa mengembang dan bertambah parah, misalnya muncul rasa nyeri seperti rasa terbakar, sakit ketika buang air kecil, dan timbul luka di area vagina. Jenis PMS yang sering dikaitkan dengan vagina gatal, antara lain:

  • Herpes
  • Gonorea
  • Trikomoniasis
  • Klamidia
  • Kutil kelamin

3. Kandidiasis Vagina

Sekitar tiga dari empat wanita pasti pernah mengalami kandidiasis Vagina atau lebih dikenal dengan infeksi jamur. Infeksi ini berkembang karena pertumbuhan berlebih dari virus Candida di vagina dan vulva.

Kehamilan, hubungan seksual, antibiotik, pengidap diabetes, dan sistem kekebalan yang lemah meningkatkan risiko infeksi jamur. Kondisi ini umumnya tidak tergolong serius, namun mengganggu. Karena itu, kenali gejalanya berikut ini:

  • Vagina gatal atau nyeri
  • Terdapat cairan putih atau bening dan bertekstur kental
  • Iritasi vagina

4. Menopause

Jangan salah, justru orang menopause juga sering mengalami vagina gatal lho. Turunnya produksi hormon estrogen yang terjadi pada akhir masa reproduksi wanita dapat menyebabkan dinding vagina menipis dan mengering. Hal inilah yang menyebabkan rasa gatal karena efek iritasi.

5. Lichen Sclerosis

Lichen sclerosis adalah bercak ruam putih yang menyebabkan rasa gatal hebat dan sering muncul di area genital meski bisa juga muncul di bagian tubuh lain. Penyakit langka ini kemungkinan terjadi secara permanen sehingga dapat melukai area vagina.

Bercak yang ditimbulkannya hampir mirip dengan tanda-tanda awal kanker vulva. Jika kedapatan gejala tersebut muncul, segera tangani kondisinya sedini mungkin.

6. Kutu Kemaluan

Siapa bilang kutu hanya berada di kepala saja? Kutu kepiting atau pediculosis pubis adalah jenis kutu berukuran sangat kecil yang bisa menghinggap di area bulu kemaluan. Terlebih, kutu ini mudah menular ketika bersentuhan dengan alat kelamin lain.

Gigitan atau telur dari kutu tersebut bisa menyebabkan vagina iritasi sehingga muncul rasa gatal tak tertahankan. Tak hanya bersentuhan secara langsung, kutu ini bisa merayap di serat-serat pakaian atau seprai yang kotor. Dengan demikian, hindarilah pengguna pakaian dalam dengan orang lain.

7. Alergi

Sejumlah zat kimia yang terdapat dalam produk kewanitaan, misalnya krim, pelumas, dan pembalut, bisa menyebabkan iritasi. Akibatnya, wanita mengalami kulit kemerahan dan gatal terus-menerus. Hal ini berlaku pula bagi detergen, sabun, atau parfum yang bahannya tidak cocok untuk kulit.

Jadi, sudah tahu kan kenapa Miss V gatal terus-menerus? Bila kondisinya tak kunjung mereda dalam beberapa hari, sebaiknya periksakan ke dokter. Kebanyakan wanita melaporkan sering merasakan gejala ini sebelum didiagnosis kanker vulva.

Terima kasih telah membaca artikel

Kenapa Miss V Gatal Terus-menerus? Ini 7 Penyebab yang Harus Diwaspadai