Shopee Affiliates Program

Kenali Total Knee Replacement, Solusi Atasi Masalah Sendi Lutut Kronis

Tangerang – Tangerang – Masalah pada sendi lutut yang menyebabkan nyeri parah tentu bisa menghambat aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, masalah ini perlu ditangani secara tepat oleh ahlinya, salah satunya bisa melalui total knee replacement yang diperuntukkan bagi masalah sendi lutut berat.

Dokter Spesialis Ortopedi Siloam Hospitals Lippo Village, dr John Butar Butar, Sp.OT menjelaskan total knee replacement merupakan prosedur pelapisan sendi lutut total pada bagian-bagian permukaan sendi lutut yang rusak dan sudah tidak berfungsi dengan baik.

Dalam prosedur ini, sendi lutut akan dilapisi dengan material metal rata melapisi tulang kering dan melengkung melapisi tulang paha. Di antara kedua metal tersebut, diselipkan plastik polyethylene, sehingga gerakan sendi menjadi mulus.

Untuk sendi lutut yang rusak seluruh permukaannya, akan dilakukan pelapisan semua permukaan sendi yang dinamakan total knee replacement. Sedangkan bila hanya sebagian saja yang dilapisi, maka dinamakan unicondylar knee replacement.

“Pilihan bahan metal saat ini sudah semakin banyak dan semakin bagus. Yang banyak dipakai adalah alloy, campuran metal contohnya cobalt chrome, titanium, oxinium, dan zirconium. Kelebihan metal alloy ini adalah lebih stabil, kuat, tidak berkarat, dan tidak bereaksi terhadap badan,” jelas dr John kepada detikcom, Kamis (14/10/2021).

“Kadang pasien takut ada metal di badan, apakah bereaksi dengan darah menjadi racun. Material yang tersedia saat ini jarang sekali memberi reaksi alergi dengan tubuh manusia. Demikian pula material plastik yang digunakan adalah polyethylene cross linked yang sangat kuat dan cukup lama bisa bertahan menanggung beban badan,” imbuhnya.

dr John menjelaskan prosedur ini umumnya dilakukan kepada pasien dengan keluhan perkapuran sendi atau osteoartritis lutut berat yang sudah mengganggu aktivitas sehari-hari.

“Operasi ini bukan untuk kerusakan lutut ringan yang nyerinya masih tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Bukan juga untuk pasien usia muda yang aktivitasnya masih tinggi,” tambahnya.

Ia pun menjelaskan knee replacement umumnya dilakukan pada orang berusia lanjut yang mengalami osteoartritis, biasanya pasien berusia di atas 60 tahun, walaupun sebagian kecil pasien di atas 50 tahun juga memerlukan.

“Jadi biasanya dipilih cara lain kalau pasiennya masih muda. Kita cari cara lain supaya tidak harus knee replacement dulu, contohnya dengan menggunakan brace lutut, atau memindahkan pembebanan sendi dengan menggeser tulang, yang kita namakan high tibial osteotomy,” ujarnya.

Menurut dr John, masyarakat harus waspada dengan risiko perkapuran atau osteoartritis jika merasakan beberapa gejala seperti nyeri lokal pada lutut yang proporsi sakitnya sebanding dengan aktivitasnya.

“Kalau penyakit berlanjut, saat pasien lihat di cermin, lututnya berubah bentuk, kadang menyerupai O atau X, dengan tonjolan perkapuran di sekitar sendi. Kadang juga disertai bengkak di tempat yang sama,” jelasnya.

Ia menambahkan gejala lain yang biasanya dirasakan oleh penderita osteoartritis adalah articular gelling, atau kondisi yang membuat lutut terasa lengket dan kurang lentur saat akan berjalan atau bergerak sesaat setelah diam, duduk lama, atau bangun tidur.

“Begitu awal mau berjalan nggak bisa langsung lentur lututnya. Harus ditunggu beberapa lama, biasanya beberapa menit baru lentur lagi. Itu tanda-tanda dari osteoartritis,” tutur dr John.

Ia pun menyarankan untuk sesegera mungkin melakukan konsultasi ke dokter jika mengalami gejala yang telah disebutkan agar dapat segera ditangani dengan tepat.

Adapun untuk prosedur operasinya, dr John mengatakan bahwa masyarakat tak perlu takut dengan operasi ini. Pasalnya, terdapat rumor bahwa pascaoperasi banyak pasien tidak bisa lagi berjalan normal. Menurutnya, dengan teknik dan implant yang baik, sebenarnya hal tersebut sangat jarang terjadi

Ditambah lagi dengan kemajuan ilmu anestesi, ia menjelaskan, prosedur operasi total knee replacement dapat lebih nyaman, sebab pembiusan di kamar operasi dilanjutkan dengan blok saraf yang bisa bertahan mengurangi nyeri hingga lebih dari 2 hari setelah operasi.

Foto: dok. Shutterstock

dr John memaparkan operasi umumnya berdurasi 2-3 jam untuk satu lutut. Pembukaan kulit dari sisi depan sekitar 11-14 cm. Sebelum melapisi sendi, dokter akan membuang tonjolan perkapuran yang terdapat di tulang, dan permukaan sendi yang sudah rusak agar tidak lagi mengganggu.

Kemudian, metal datar dipasang di tulang kering dan metal melengkung di tulang paha dengan menggunakan semen tulang untuk menempelkannya.

“Setelahnya, material plastik akan diselipkan di antara kedua metal tersebut, sehingga lutut dapat ditekuk mulus. Dokter juga akan mengecek apakah rentang gerakannya cukup bagus dan stabil, kalau stabil maka operasi selesai,” ungkapnya.

Ia pun menekankan agar masyarakat tak perlu takut akan risiko pasca operasi, seperti infeksi atau jalan yang tidak stabil. Sebab, kasusnya sangat sedikit terjadi dan bisa diminimalisir dengan persiapan yang baik. Misalnya, pasien dengan penyakit diabetes mellitus butuh persiapan lebih lama sebelum menjalani tindakan ini untuk memastikan gula darahnya terkontrol.

“Dokter punya 3 tujuan saat melakukan knee replacement, yaitu mendapatkan lutut yang fungsional, tidak nyeri dan stabil. Pertama, fungsional artinya sendi berfungsi kembali, bisa untuk tekuk, lurus, jalan, duduk, naik turun kendaraan atau tangga. Kedua, painless atau tidak nyeri, karena banyak orang-orang dengan perkapuran lutut itu menderita karena nyeri saat aktivitas maupun sesudahnya. Lalu stabil, jadi nggak gampang goyang atau jatuh. Stabil saat melakukan aktivitas apa saja, itu sebenarnya ketiga properti yang dimiliki lutut alami pada orang sehat,” terangnya.

dr John mengatakan pasien bisa belajar berdiri dan berjalan keesokan hari setelah operasi , dan 3-4 hari sesudahnya, pasien bisa pulang ke rumah. Sementara untuk balutan, akan dilepas 10 sampai 14 hari. Rata-rata butuh waktu 3-6 bulan untuk bisa beraktivitas normal melalui serangkaian latihan untuk mengembalikan kekuatan dan koordinasi otot yang menggerakkan sendi.

Selain itu, dr John pun mengingatkan bahwa risiko perkapuran sendi lutut sebenarnya bisa dicegah dengan pola hidup aktif dan sehat. Mulai dari pola makan dan asupan nutrisi yang sehat, istirahat cukup, serta aktif berolahraga.

Jadi untuk yang muda, masih aktif, dan senang olahraga, traveling, trekking jangan takut. Ada stigma yang salah di masyarakat sampai sekarang kalau makin banyak aktivitas atau olahraga nanti saat tuanya mengalami perkapuran. Ini salah, jadi kalau kita aktif secara sehat malah lututnya tahan,” tandasnya.

Ia pun berpesan agar masyarakat berolahraga rutin, paling sedikit 3 kali seminggu bukan di waktu-waktu tertentu saja. Sebab, aktivitas fisik yang dilakukan dengan rutin dan tidak mendadak akan membantu sendi dalam kondisi tetap bagus di masa tua.

Namun, jika kondisi sendi lutut sudah terlanjur mengganggu bahkan hingga masuk kategori parah, dr John mengingatkan agar tak lagi takut menjalani total knee replacement. Terlebih untuk orang berusia lanjut. Menurutnya, langkah ini tak hanya berguna untuk mengembalikan fungsi sendi lutut saja, akan tetapi berpengaruh pada kondisi kesehatan lainnya.

“Kalau kita tidak bisa gerak, seluruh fungsi badan akan turun karena kita tidak bisa olahraga dan tidak bisa beraktivitas di luar rumah juga. Jadi dengan knee replacement kita bisa tetap aktif lagi. Terutama yang berumur lanjut, dengan terus bergerak dan beraktivitas , semua organ terjaga fungsinya. Paru-paru tambah sehat, pompa jantung makin bagus, saluran kencing nggak gampang infeksi, dan badan juga terasa lebih enak,” ungkapnya.

Dalam situasi gawat darurat Anda bisa menghubungi layanan ambulans Siloam Hospitals Lippo Village di 1-500-911. Informasi medical check up dan konsultasi dokter juga dapat diakses melalui aplikasi MySiloam di smartphone Anda atau www.siloamhospitals.com. (adv/adv)

Terima kasih telah membaca artikel

Kenali Total Knee Replacement, Solusi Atasi Masalah Sendi Lutut Kronis