Kemenkes Ungkap Faktor Penyebab Munculnya Klaster Bukber-Tarawih

Jakarta

Kementerian Kesehatan mengkhawatirkan kemunculan klaster penularan buka bersama dan tarawih di bulan Ramadhan bisa menyebabkan super spreader virus Corona. Terlebih kedua agenda tersebut biasanya menjadi ajang berkumpulnya orang-orang dari berbagai tempat.

“Beberapa minggu ini muncul berbagai klaster seperti klaster perkantoran, klaster buka bersama (bukber), klaster tarawih di Banyumas, klaster mudik di Pati, dan klaster takziah di Semarang,” kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.

Saat mengadakan kegiatan buka bersama, otomatis banyak yang melepas masker untuk makan. Melepas masker sambil makan dan berbicara tentu meningkatkan risiko keterpaparan.

“Pada prinsipnya, berbicara pada saat makan bersama menjadi faktor yang sangat memungkinkan terjadinya penularan virus Corona,” ujar Nadia.

Selain itu Nadia juga mengungkap ketidakpatuhan terhadap prokes dan mengabaikan kesehatan menjadi faktor adanya klaster baru penularan COVID-19.

Ia mencontohkan kejadian di Banyumas, di mana 51 orang tertular Corona dari 1 jamaah yang positif COVID-19 namun tetap memaksakan diri ke masjid.

“Kita juga harus tahu, kalau dalam kondisi kesehatan yang kurang baik, ya sebaiknya tidak atau menunda sampai kemudian kita sehat untuk berangkat salat tarawih ataupun melakukan aktivitas bersama salat berjamaah lainnya.”

Makan di restoran punya risiko tinggi penularan

Sebuah studi juga menunjukkan makan di restoran memiliki risiko sedang-tinggi untuk penularan virus Corona. Ini disebabkan karena orang-orang cenderung berlama-lama dan bisa menyebabkan droplet menyebar di seluruh ruangan.

Orang-orang cenderung ingin berlama-lama di restoran. Jadi, meski jaraknya sudah diatur, durasi berbicara terus bertambah dan virus bisa saja menyebar lewat droplet yang keluar dari mulut.


Terima kasih telah membaca artikel

Kemenkes Ungkap Faktor Penyebab Munculnya Klaster Bukber-Tarawih