
Kata Pakar soal Bahaya Anak Positif COVID-19 dengan Komorbid

Jakarta –
Berdasarkan hasil studi anak-anak memiliki risiko rendah untuk terinfeksi COVID-19. Kalaupun tertular mereka cenderung ringan dan tidak menunjukkan gejala.Kendati demikian, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang juga dokter spesialis anak, Prof. Cissy Kartasasmita, Sp.A (K), M.Sc mengatakan tidak menutup kemungkinan kalau pasien anak ada yang bergejala berat, masuk ICU, bahkan meninggal dunia akibat COVID-19.
“Biasanya karena memiliki penyakit lain sebelumnya seperti komorbid atau kurang gizi. Fatalitas di negara lain sebenarnya cukup rendah meski dalam hasil studi di Indonesia kita tinggi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/6/2021).
Lebih lanjut Prof. Cissy menjelaskan menurut jurnal medis berjudul Children and Adolescents With SARS-CoV-2 Infection, saat terinfeksi COVID-19, anak- anak tidak menunjukkan gejala (asymptomatic) atau bergejala ringan.
Sebanyak 203 pasien anak yang tertular Corona, 54,7 persen di antaranya tidak bergejala, sementara hanya 26,1 persen pasien anak yang memerlukan perawatan. Adapun pasien yang paling banyak dirawat adalah bayi dengan usia di bawah 1 tahun.
Oleh karena itu, orang tua harus menjaga agar anak-anak mereka tidak ikut terinfeksi COVID-19. Khawatirnya, lanjut dia, apabila anak anak dengan penyakit penyerta seperti jantung, ginjal, TBC, asma, dapat memperburuk kondisinya apabila tertular COVID-19.
“Protokol kesehatan harus dijalankan dengan ketat untuk menjaga anak-anak tidak tertular COVID-19. Orang tua harus berperan dengan mengajarkan anak-anak mereka cara menjaga diri dengan baik. Perlu diberikan contoh seperti misalnya, tidak dibawa ke kerumunan seperti ke pusat perbelanjaan, piknik, atau ke restoran yang banyak orangnya,” jelas Prof. Cissy.
Apalagi menurut Prof. Cissy orang tua punya peranan penting dalam mencegah penularan COVID-19 ke anak-anak. Sedangkan anak-anak menularkan ke sesamanya dalam level yang moderat.
Kecenderungan level penularan yang tinggi ini disebutnya bergantung pada usia anak. Sementara jurnal medis lain dari RSUD Mataram, NTB dengan judul Characteristics and Outcomes of Children with COVID-19 in West Nusa Tenggara Province, Indonesia menunjukkan fatalitas kasus COVID-19 pada anak karena terlambat datang ke pelayanan kesehatan, adanya penyakit lain, dan akses ke pelayanan kesehatan yang sulit.
Di samping itu, Prof. Cissy juga mengingatkan orang tua akan pentingnya menjaga daya tahan tubuh anak-anak dengan mencukupi kebutuhan makanan bergizi seimbang, minum air putih yang cukup, istirahat yang cukup, olahraga secara teratur dan cek serta lengkapi imunisasinya.
“Kalau perlu siapkan jadwal kegiatan harian untuk anak usia sekolah dasar. Kalau sudah remaja, kontrol dan tanyakan kegiatan hariannya, ini penting untuk mempersiapkan mereka saat nanti pembelajaran tatap muka dibuka kembali, agar disiplin protokol kesehatan dari rumah sampai sekolah nanti,” pungkasnya.
(fhs/ega)
Kata Pakar soal Bahaya Anak Positif COVID-19 dengan Komorbid
