Kasus Omicron di RI Capai Ribuan, Apa Bedanya dengan Varian Delta?

Jakarta –
Setelah muncul varian Delta kini COVID-19 muncul varian lainnya yakni Omicron. Meski begitu, varian Omicron dinilai lebih ringan dari Delta. Lalu, apakah ada perbedaan gejala di antara keduanya?
Sebelumnya, varian Omicron masih masuk ke dalam virus SARS-CoV-2 atau COVID-19. Artinya, varian Omicron ini punya gejala umum serupa dengan yang dimiliki oleh varian lainnya seperti demam, batuk, sesak napas, hingga mual atau muntah.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI menegaskan kasus Omicron yang dilaporkan masih didominasi tanpa gejala. Dari total 1.766 kasus Omicron per Rabu (26/1), sekitar 80 persen pasien positif COVID-19 tanpa gejala.
Lalu seperti apa varian Omicron ini?
Dikutip dari Health, tidak ada panduan resmi tentang gejala mana yang lebih umum dengan strain virus tertentu. Meski begitu, ada beberapa laporan anekdotal tentang gejala kedua varian yaitu Delta dan Omicron.
Varian Delta misalnya, seorang ahli epidemiologi genetik di King’s College London, Tim Spector mengatakan varian ini nampaknya menyebabkan lebih banyak sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek. Sementara, gejala lainnya seperti demam, batuk, anosmia atau hilangnya indera penciuman dilaporkan jarang terjadi.
Berbeda dengan Delta, Omicron nampaknya membawa gejala pilek lebih banyak daripada Delta. Menurut data yang dikumpulkan oleh Zoe COVID Study, lima gejala yang dikonfirmasi atau dicurigai merupakan varian Omicron adalah hidung berair, sakit kepala, kelelahan, bersin, dan sakit tenggorokan. Seperti Delta, orang dengan Omicron jarang melaporkan gejala seperti demam, batuk, atau kehilangan bau atau rasa.
“Tidak ada perbedaan yang jelas dalam profil gejala Delta dan Omicron,” ungkap Zoe COVID Study dilansir dari Health, Jumat (28/1/2022).
Meski gejalanya tidak terlalu berbeda, sebuah penelitian yang didanai oleh CDC menunjukkan Omicron nampaknya lebih ringan daripada varian Delta. Studi tersebut melihat data dari 69.279 pasien, 52.297 dengan varian Omicron, 16.982 dengan varian Delta antara 30 November 2021, dan 1 Januari 2022.
Penelitian ini menemukan kasus Omicron menghasilkan risiko rawat inap 53% lebih sedikit, 74% lebih sedikit risiko masuk ICU dan 91% lebih sedikit punya risiko kematian. Studi juga menemukan tidak ada pasien dengan Omicron yang membutuhkan alat bantu pernapasan.
“Gejalanya sedikit kurang intens, dan ini adalah penyakit yang lebih ringan yang menghasilkan lebih sedikit rawat inap dan kematian daripada Delta,” ujar seorang profesor penyakit menular dan Direktur Eksekutif Havey Institute for Global Health di Northwestern University Feinberg School of Medicine, Robert Murphy, MD.
Walaupun banyak ahli yang melihat Omicron tidak terlalu parah, tidak berarti varian terbaru ini dikategorikan sebagai varian yang ‘ringan’. Selayaknya varian COVID-19 yang lainnya, Omicron bisa membuat seseorang dirawat dan bisa saja mengakibatkan kematian.
Karenanya varian ini harus diantisipasi mulai dari gejalanya seperti batuk, pilek, tenggorokan gatal, hingga sakit kepala atau demam. Untuk mengatasi batuk yang diakibatkan oleh saluran pernapasan yang terganggu, pasien Omicron bisa rutin mengonsumsi air hangat hingga menggunakan obat batuk herbal.
Salah satu obat herbal yang biasa digunakan untuk mengatasi batuk disertai tenggorokan gatal yang ampuh adalah Komix Herbal dengan kandungan Daun Legundi. Kandungan ini mampu melegakan tenggorokan dan meredakan batuk serta jahe merah dan madu yang bekerja untuk meningkatkan daya tahan tubuh yang diformulasikan secara tepat.
Jika pasien Omicron dengan gejala batuk kering dapat menggunakan obat batuk yang bekerja sebagai antitusif yaitu menekan perintah batuk dari otak. Salah satu obat antitusif yaitu dextromethorphan yang terkandung dalam Komix varian Jahe, Nipis, dan Peppermint.
Sedangkan pasien Omicron dengan gejala batuk disertai pilek dapat menggunakan obat batuk yang bekerja sebagai ekspektoran yaitu mengencerkan dahak. Salah satu obat Ekspektoran terkandung dalam Komix OBH. Komix sebagai brand Obat Batuk pilihan keluarga bisa menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi gejala Omicron.
(akn/ega)