Kak Seto Ungkap 13 Persen Anak Indonesia Alami Depresi Selama Pandemi COVID-19

Jakarta

Pandemi COVID-19 yang nyaris berlangsung selama dua tahun ini, ternyata memberikan dampak bagi kesehatan mental anak.

“Data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyebutkan, sebanyak 13 persen anak mengalami depresi karena kurikulum belajar daring yang terlalu berat,” ungkap dr Seto Mulyadi, S.Psi, M.Si, Ketua Umum LPAI dalam konferensi pers daring, Senin (20/12/2021).

Oleh karena itu, ia memohon kepada orangtua untuk lebih ramah terhadap anak dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

“Caranya dengan mendekati anak, berkomunikasi dengan bahasa anak. Seperti dengan dongeng, lagu, bercerita, ataupun bermain,” tuturnya.

Lebih lanjut kak Seto juga menyebutkan, kurikulum darurat di masa pandemi COVID-19 sangat diperlukan guna mencegah anak mengalami depresi.

“Anak harusnya dibekali dengan kurikulum darurat yang isinya pembelajaran kehidupan. Kehidupan sendiri itu bukan sekedar IPTEK ya, tetapi juga tentang (pembelajaran) kesehatan. Kesehatan itu juga bukan sebatas fisik tetapi mental juga,” tegas kak Seto.

Seperti yang diketahui, dalam Surat Edaran No 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19 disebutkan, kurikulum belajar daring tidak menuntut kurikulum kenaikan kelas atau kelulusan.

“Belajar daring difokuskan pada pendidikan kehidupan mengenai pandemi COVID-19,” terangnya.


Terima kasih telah membaca artikel

Kak Seto Ungkap 13 Persen Anak Indonesia Alami Depresi Selama Pandemi COVID-19