Ivermectin untuk COVID-19 Jadi Kontroversi, Penelitinya Angkat Bicara

Jakarta –
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan bahwa indikasi Ivermectin saat ini masih sebagai obat antiparasit atau obat cacing. Uji klinis Ivermectin untuk COVID-19 tengah disiapkan bersama Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) di 8 rumah sakit.
Ketua Tim Peneliti Uji Klinis Ivermectin Indonesia dr Budhi Antariksa menjelaskan, uji klinis Ivermectin di delapan rumah sakit baru akan dimatangkan di Balitbangkes Kemenkes. Ia bahkan belum bisa merinci berapa banyak subjek yang akan terlibat dalam penelitian tersebut.
“Tentang uji klinik masih dimatangkan dulu. Dari Kemenkes jadi dalam hal panduannya, Kemenkes sedang dimatangkan,” kata dia dalam konferensi pers Senin (28/6/2021).
Menanggapi belum adanya izin edar dari BPOM untuk COVID-19, dr Budhi menjelaskan bahwa memang melalui beberapa tahap dan harus ada penilaian lebih lanjut dari otorisasi obat.
Namun, dr Budhi menegaskan Ivermectin bisa digunakan sesuai resep dokter lantaran jumlah dosis di masing-masing pasien tentu akan berbeda. Ia juga tak menampik risiko efek samping yang sebelumnya disinggung BPOM karena termasuk obat keras.
“Terapi dalam pengawasan dokter dan juga resep dokter bisa diberikan dan tentunya nanti akan edukasi sudah diterangkan tentang obat ini lalu pasien bersedia mungkin juga diterangkan efek sampingnya,” lanjutnya.
“Efek sampingnya sebenarnya jarang terjadi,” bebernya.
Dalam keterangan resminya, BPOM menyebut penggunaan Ivermectin untuk pencegahan dan pengobatan COVID-19 harus atas persetujuan dan di bawah pengawasan dokter. Bagi yang ingin menggunakan, BPOM menyarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Sementara Dr Pierre Kory, frontline COVID-19 Critical Alliance (FLCC) dalam kesempatan yang sama mengklaim pemakaian Ivermectin akan efektif menurunkan kasus COVID-19. Meski begitu, dirinya tidak menjelaskan data lebih lanjut terkait hubungan Ivermectin soal penurunan kasus COVID-19, selain contoh beberapa negara yang sudah menggunakan Ivermectin mengalami kondisi tersebut, seperti India.