
ITSEC: Pengembangan IoT Harus Beriringan Dengan Peningkatan Infrastruktur dan Keamanan Siber

– Perkembangan industri 4.0 yang tengah berlangsung sangat berkaitan erat dengan teknologi Internet of Things (IoT), ITSEC menyarankan harus beriringan dengan peningkatan infrastruktur dan kesadaran keamanan siber.
Karena IoT sejauh ini, telah mendorong transformasi digital berbagai sektor industri mulai dari manufaktur produk, keuangan dan perbankan digital, e-commerce, hingga UMKM.
Industri 4.0 dan teknologi IoT memunculkan model bisnis baru secara digital dan juga produk-produk smart device yang inovatif untuk end-user.
Dalam ranah industri atau manufaktur, ITSEC mengungkap teknologi IoT juga memungkinkan proses produksi bekerja dengan lebih cepat dan efisien dengan mesin yang terkoneksi.
Sekaligus memungkinkan proses analisis data yang komprehensif dengan data yang terpusat.
Pasar IoT sendiri saat ini memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia. Teknologi IoT berkembang baik dalam sektor industri dan juga sektor ritel seperti smart home, smart office, dan lainnya.
Data yang disebutkan oleh Asosiasi IoT Indonesia (ASIOTI), prediksi potensi pasar IoT di Indonesia pada tahun 2022 ini mencapai 26 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 372 triliun.
Perkembangan teknologi digital dan IoT yang besar ini perlu juga dibarengi dengan pengembangan infrastruktur keamanan siber yang mendukung.
Baca Juga: Gelar Munas, Teguh Prasetya dan Merza Fachys Pimpin ASIOTI 2022-2024
Sementara itu menurut data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dalam laporan tahunan bertajuk “Monitoring Keamanan Siber”.
Melaporkan bahwa terdapat lebih dari 1,6 miliar serangan siber (cyber attack) yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia sepanjang tahun 2021.
Serangan siber yang cukup tinggi di Indonesia ini perlu diperhatikan potensi kedepannya dalam perkembangan IoT selanjutnya.
Pakar keamanan siber dan Presiden Direktur PT ITSEC Asia, Andri Hutama Putra mengatakan, “Dengan besarnya potensi pasar IoT nasional tentu juga akan memicu aktivitas-aktivitas ancaman siber yang semakin meningkat dan menyasar sektor tersebut.”
Ia menambahkan “Pentingnya pembangunan infrastruktur keamanan siber yang kuat harus menjadi bagian utama perencanaan para pelaku industri, pemerintah, maupun masyarakat dalam mendorong transformasi digital yang aman dan termanfaatkan dengan baik.” Tambah Andri
Lebih lanjut, Andri menjelaskan bahwa terdapat beberapa kerentantan dalam IoT yang dapat dieksploitasi dalam serangan siber, yang banyak terjadi melalui malware dan botnet.
Baca Juga: Qlue: Pemanfaatan AI Mampu Meningkatkan Efisiensi Perusahaan hingga 70%
“Sistem keamanan built-in pada perangkat IoT sendiri pada umumnya minim atau sederhana, selain itu konektivitas pada perangkat yang terekspos internet dan jaringan yang tidak aman juga memungkinkan terjadinya serangan melalui login oleh pihak yang tidak seharusnya.
“Di samping itu, perangkat fisik IoT yang secara prinsip dikendalikan jarak jauh, dapat juga menjadi celah serangan dengan memodifikasi fitur hardware tersebut seperti fitur sensor pada perangkat,” Tutupnya
Andri menegaskan bahwa kesadaran dan pengembangan ekosistem keamanan siber berperan sangat penting dalam pemanfaatan teknologi IoT lewat ITSEC.
Di tingkat end-user atau masyarakat, sangat penting dalam menjaga kerahasiaan data pribadi untuk mencegah serangan. ‘
Selain itu penting untuk mengganti berkala dan menjaga password, karena default password perangkat IoT dapat dengan mudah diketahui pelaku serangan karena seringkali dapat diakses melalui buku manual produk.
ITSEC: Pengembangan IoT Harus Beriringan Dengan Peningkatan Infrastruktur dan Keamanan Siber
