Artikel Oto – PT Mercedes Benz Distribution Indonesia (MBDI) mengumumkan bahwa pihaknya akan melakukan recall atau penarikan kembali mobil yang telah dijual di Tanah Air. Recall ini terkait dengan airbag buatan Takata yang mengalami masalah.

Terkait dengan airbag Takata, sebelumnya masalah airbag ini telah melanda berbagai mobil di seluruh dunia. Airbag Takata yang mengalami masalah secara global diawali oleh Notifikasi Highway Traffic Safety Administrator (NHTSA) di Amerika. NHTSA menemukan bahwa serphan logam yang berasal dari wadah propellant dalam airbag dapat terlontar ketika airbag mengembang. Hal ini tentunya dapat membahayakan pengemudi dan bisa menyebabkan kematian.

Untuk memastikan keselamatan pengguna dan mendapatkan pemahaman lebih mengenai kondisi modul airbag, Mercedes Benz melakukan recall bagi mobil-mobilnya yang sempat diproduksi di Indonesia, maupun luar negeri. Di Indonesia, mobil Mercedes Benz yang terkena recall terkait masalah airbag Takata adalah 169 (A-Class), 204 (C-Class), 207 (E-Class Coupe), 212 (E-Class), 164 (ML), 171 (SLK),251 (R-Class), 197 (SLS AMG), 906 (Sprinter) dan 639 (Vito/van)dari periode produksi 2004 – 2016.

Baca Juga: Mengenal Sejarah Mercedes Benz Beserta Penamaan Pada Mobilnya

Pemilik mobil Mercedes Benz yang terkena dampak airbag Takata dapat memeriksa VIN kendaraan pada halaman microsite Mercedes Benz di https://www.mercedes-benz.co.id/passengercars/being-an-owner/servicecampaign.html atau menghubungi Customer Care 1-5000-50 untuk memberi konfirmasi terkait mobil yang diidentifikasi untuk program pemantauan sukarela. Mercedes-Benz Distribution Indonesia mengimbau semua pelanggan yang terkena dampak untuk menghubungi dealer resmi Mercedes-Benz atau Customer Care Centre untuk mengganti airbag, tergantung ketersediaan suku cadang.

Pemilik mobil Mercedes Benz yang terkenal dampak recall juga akan diinformasikan dan ditawarkan airbag pengganti secara gratis. Untuk informasi lebih lanjut, pemilik mobil dapat menghubungi Customer Care Center Mercedes Benz Indonesia di 1-5000-50 (ext. 2).