Ini Gejala Paling Khas yang Bikin Cacar Monyet Beda dari Infeksi Kulit Biasa

Jakarta –
Sejak ditemukan kasus konfirmasi cacar monyet di negara non-endemis, cacar monyet atau monkeypox menjadi perbincangan dunia. Sebelumnya, Brasil menjadi negara pertama yang melaporkan kasus kematian karena cacar monyet dari negara di luar benua Afrika.
Indonesia hingga kini telah melaporkan sepuluh suspek cacar monyet. Sembilan di antaranya telah dinyatakan negatif cacar monyet, sementara satu suspek terakhir asal Pati, Jawa Tengah, masih dalam pemeriksaan.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kemudian membentuk Satuan Gugus Tugas (Satgas) terkait penanganan cacar monyet di Indonesia.
“Seperti yang diketahui, baru saja PB IDI memberikan siaran pers terkait dengan pembentukan satgas monkeypox sebagai antisipasi ancaman kesehatan global ini dan sampai saat ini ternyata belum ada kasus terkonfirmasi di Indonesia,” ujar dr Hanny Nilasari, SpKK, Ketua Satgas Monkeypox PB IDI, dalam Media Group Interview yang dihadiri detikcom, Jumat (5/8).
Gejala Khas Pasien Cacar Monyet
dr Hanny menerangkan, sejumlah gejala cacar monyet memang bisa mirip dengan penyakit lain seperti infeksi bakteri (impetigo). Namun pada pasien cacar monyet, muncul manifestasi kulit dibarengi demam dan limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening.
“Satu gejala paling khas pada cacar monyet, manifestasi kulit. Jadi kalau kita liat yang suspek, itu adanya kelainan kulit. Kemudian ditambah dengan misalnya sakit kepala, demam yang lebih dari 38 derajat celcius, kemudian ada limfadenopati,” terang dr Hanny.
“Jadi 3 hal itu yang harus menjadi pembeda dari si virus lainnya. Kalau nyeri otot, sakit kepala. kemudian nyeri tenggorok itu hampir sama dengan penyakit virus misalnya flu,” sambungnya.