Ini Dia 3 Cara Jaga Aktivitas Anak Tetap Aman Di Ruang Digital

Jakarta, – Selama pandemi covid-19 melanda dunia, keamanan di dunia maya menjadi sorotan semua pihak, tak terkecuali oleh orang tua di Indonesia.
Dalam laporan Google terbaru, yang bekerja sama dengan tim Trust and Safety Research, usai menggelar survei pada orang tua di seluruh kawasan Asia-Pasifik dan Amerika Latin. Mengungkap jika orang tua saat ini khawatir pada keamanan online anak-anaknya, yang seperti sama-sama kita ketahui jika mayoritas aktivitas mereka telah migrasi ke online atau daring.
Dan berkegiatan daring secara aman tak dipungkiri juga bukan lah hal yang mudah bagi anak-anak. Sehingga pendampingan orang tua harus selalu dilakukan agar anak-anak bisa belajar, berkreasi dan menjelajah.
Baca juga: Kominfo: RUU PDP Diusulkan Atur Batas Usia Anak ‘Main’ Medsos
Nah, bagi Anda orang tua yang ingin memastikan aktivitas anak aman di dunia maya? Simak berikut tips dari Lucian Teo, Online Safety Education Lead Google.
Lindungi identitas digital mereka
Tips pertama yang perlu ditekankan ialah soal privasi dan keamanan informasi anak, yang juga menurut laporan ini menjadi salah satu kekhawatiran terbesar orang tua.
Langkah yang perlu dilakukan ialah, pertama ajari anak untuk membuat sandi yang kuat dan tidak mudah ditebak. Hindari sandi sederhana yang menggunakan nama, tanggal lahir, atau bahkan karakter kartun favorit.
Baca juga: 80% Masyarakat Indonesia khawatir Keamanan Data Pribadi Miliknya
Kemudian sebaiknya diberi penjelaskan untuk selalu gunakan platform yang sudah punya reputasi baik terkait keamanan pengguna. “Misalnya, kalau menggunakan layanan email seperti Gmail, Anda akan otomatis mendapatkan filter pengaman yang dapat mendeteksi email phising dan mencegah 99,9% serangan phising bahkan sebelum sampai ke kotak masuk Anda,” kata Lucian.
Ketahui dengan siapa yang mereka bicara
Yang juga tidak kalah penting, ialah orang tua harus memberikan arahan sekaligus memantau, dengan siapa anak berinteraksi di internet.
“Coba ajak bicara anak Anda tentang game yang dia mainkan atau video yang ditonton,serta orang-orang yang dia temui secara daring. Saya selalu mengingatkan anak saya untuk langsung memberi tahu saat menemui situasi online yang membuat tidak nyaman,” ceritanya.
Perlu Anda ketahui dalam laporan Google, lebih dari 70% orang tua di Asia-Pasifik tidak cukup yakin anak mereka akan memberi tahu mereka jika menemui situasi online yang tidak aman. Bahkan, lebih dari sepertiga orang tua yang diwawancarai tidak pernah berbicara dengan anak tentang keamanan online tersebut.
Baca juga: Keamanan Data Pribadi Harus Jadi Perhatian Pelaku Fintech
Lucian juga menegaskan, penting untuk memeriksa tidak hanya kontennya, tetapi juga apakah sebuah game itu misal memungkinkan anak melakukan komunikasi online dengan orang lain.
“Beberapa game multiplayer ada yang hanya menyediakan sedikit opsi interaksi sosial, seperti sekadar memberikan suka (like) dan bukan chat tertulis. Ini cukup banyak mengurangi risiko terjadinya interaksi sosial yang tidak diinginkan,” katanya.
Tunjukkan konten yang sesuai dengan usianya
Lalu orang tua juga sangat khawatir jika anak-anak mereka menemukan konten yang tidak sesuai, dan fitur keamanan keluarga yang dapat dimanfaatkan orang tua untuk membantu melindungi anak dari konten yang mungkin tidak sesuai dengan usianya pun juga sangat lemah. Berdasarkan laporanya, jumlah orang tua yang menggunakan fitur tersebut masih kurang dari 40%.
Lucian menceritakan padahal jika orang tua mengaktifkan SafeSearch di Google dapat membantu memfilter konten eksplisit dihasil penelusuran Google untuk semua jenis penelusuran, termasuk gambar, video, dan situs.
Baca juga: Solusi PJJ Singapura, Ancam Privasi Data Pelajar
“SafeSearch didesain untuk memblokir hasil penelusuran yang tidak pantas dari hasil penelusuran Google, misalnya pornografi. Kemudian bisa juga dengan mengelola perangkat anak Anda dengan membuat akun Google menggunakan Family Link. Ini memungkinkan Anda untuk menambahkan filter pada Google Search, memblokir situs, hanya memberikan akses kepada orang yang Anda izinkan, atau melacak lokasi anak apabila dia memiliki perangkat sendiri,” terangnya.
Kemudian juga tersedia kontrol orang tua di YouTube Kids. Melalui platform populer untuk anak-anak itu, dapat membatasi waktu penggunaan, hanya dengan menampilkan video yang Anda setujui, atau memilih konten yang sesuai dengan usia anak.