Ini Alasan Perang Rusia-Ukraina Bisa Bikin Pandemi COVID-19 Makin ‘Ruwet’

Jakarta

Invasi Rusia ke Ukraina dianggap tidak hanya memberikan dampak negatif yang besar pada geopolitik dan ekonomi jangka panjang saja. Namun, kondisi ini juga bisa menimbulkan krisis kesehatan pada masyarakat, termasuk negara di sekitarnya.

Dikutip dari Healthline, Jumat (4/3/2022), Sharona Hoffman, JD, profesor bioetika dan hukum di Case Western Reserve University, Cleveland, mengatakan krisis pengungsi akibat invasi yang dilakukan Rusia dapat meningkatkan jumlah infeksi di negara yang berdekatan dengan Ukraina. Ini memungkinkan akan adanya lonjakan kasus COVID-19 di Eropa.

“Di Ukraina, hanya sekitar 35 persen orang yang mendapat suntikan penuh dan sedikit yang mendapat booster. Oleh karena itu, masih banyak yang rentan terinfeksi, terutama jika berada di dalam kondisi ramai seperti di kereta atau tempat pengungsian,” jelasnya.

Lebih lanjut Prof Hoffman mengatakan, keadaan tersebut juga diperparah dengan banyaknya negara di Eropa yang melonggarkan pembatasan COVID-19. Menurutnya, saat pengungsi Ukraina tengah sibuk menyelamatkan diri, mereka tidak lagi memprioritaskan protokol kesehatan COVID-19.

“Saya melihat banyak rekaman para pengungsi tidak menggunakan masker. Jika mereka memasuki negara lain, dapat menyebarkan infeksi, terutama bagi negara-negara yang sudah melonggarkan pembatasan COVID-19,” jelasnya.

dr Jan K. Carney, MPH, dekan asosiasi untuk kesehatan masyarakat dan kebijakan kesehatan di Larner College of Medicine dari University of Vermont mengatakan, invasi Rusia ke Ukraina mengubah lanskap pandemi. Hal ini karena migrasi akibat konflik bersenjata memprioritaskan keselamatan diri, tempat tinggal, makanan, air, dan kebutuhan perawatan kesehatan mendasar.

“Ini membuat pengungsi dari Ukraina tidak hanya rentan terhadap infeksi, tetapi juga komplikasi akibat COVID-19. Mereka jauh dari dukungan sosial, lingkungan, dan akses perawatan medis,” ungkap dr Jan Carney.

Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), krisis kemanusiaan ini berdampak pada 4,4 juta orang, membuat 1,6 juta orang kehilangan tempat tinggal, dan menciptakan kebutuhan kesehatan bagi lebih dari 3 juta orang.

“Ini adalah puncak gunung es. Itu mengapa organisasi kesehatan masyarakat seperti American Public Health Association mengutuk invasi Ukraina, hal ini karena terdapat konsekuensi bagi kesehatan publik,” tambahnya.


Terima kasih telah membaca artikel

Ini Alasan Perang Rusia-Ukraina Bisa Bikin Pandemi COVID-19 Makin ‘Ruwet’