Infografis: Perbandingan Kinerja Indosat Dalam Lima Tahun Terakhir (2019 – 2023)

– Tak dapat dipungkiri, merger yang tuntas dilakukan pada awal 2021, membuat kinerja IOH (Indosat Ooredoo Hutchison), semakin moncer.
Tengok saja pada 2023, perusahaan mencatatkan pertumbuhan di semua lini bisnis. Baik selular, telecom, maupun midi (internet).
Parameter tersebut termasuk pertumbuhan yang pesat dalam total pendapatan, EBITDA, margin EBITDA, trafik data, dan jumlah BTS 4G. Total pendapatan dan EBITDA tumbuh konsisten di setiap kuartal.
Tercatat IOH membukukan pendapatan sebesar Rp 51,2 triliun di sepanjang 2023, meningkat 10% dibandingkan tahun sebelumnya (Year-on-Year/YoY).
Jumlah itu merupakan pencapaian yang signifikan, karena mampu tumbuh di atas industri yang rata-rata hanya berkisar 1,8% – 6%.
Di sisi lain, industri selular sejatinya tidak sedang baik-baik saja. Selain didera persoalan tarif internet yang rendah, regulatory charge yang diterapkan oleh pemerintah, terutama BHP frekwensi terbilang tinggi – mencapai 12%, melebihi indeks global yang hanya 7% – telah membuat pertumbuhan industri selular menurun dibanding beberapa dekade lalu.
Namun di tengah persaingan ketat dan regulasi yang terbilang tidak kondusif, Indosat tetap mampu mempertahankan kinerja.
Hal itu membuktikan merger yang dilakukan kedua operator (Indosat Ooredoo dan Tri Hutchison) baik untuk Indonesia, untuk pelanggan, dan juga bermanfaat bagi para pemegang saham. Tercermin dari kinerja Indosat dalam lima tahun terakhir (2019 – 2023).
Baca Juga: Kinerja Solid Indosat di 2023 Perkuat Transformasi Telco Menuju AI Native TechCo