Ilmuwan RI Teliti Potensi Kelelawar Tularkan Virus Corona, Ini Temuannya

Salatiga

Asal-usul virus Corona masih diselimuti misteri. Salah satu dugaan, virus Corona ditularkan awalnya oleh kelelawar. Peneliti di Indonesia ikut mengkaji teori ini.

Seperti apa hasil penelitiannya sejauh ini?

Esti Rahardyaningtias, peneliti di Balar Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) menjelaskan kelelawar adalah reservoir banyak jenis penyakit. Salah satu penyakit yang sudah terbukti menular dari kelelawar yakni leptospirosis.

Di negara lain, kelelawar sudah terbukti membawa virus Corona. Namun di Indonesia, penelitian masih berlangsung.

“Virus Corona menular dari kelelawar, ya. Tapi kalau untuk di Jawa Tengah sendiri yang melakukan kemarin adalah untuk leptospirosis,” ujarnya saat ditemui detikcom di Salatiga, Sabtu (11/12/2021).

“Ini sedang dikaji untuk itu. Kita masih sedang mengkaji dan hasilnya belum (dipastikan). Masih dilakukan tahun ini,” sambungnya.

Ia menjelaskan, pendeteksian virus pada kelelawar dilakukan dengan cara usap (swab). Caranya, tangkai swab diusapkan ke bagian trakea atau rektal (anus kelelawar). Sejauh ini, pedeteksian tersebut dilakukan pada sejumlah jenis kelelawar.

“Saya lupa jumlah tepatnya (kelelawar yang diperiksa) tapi ada beberapa jenis yang kita tangkap yang kita deteksi untuk Japanese encephalitis (JE), nipah, Corona dikerjakan tahun ini. Kalau lepto sudah temukan itu. Kalau Corona lagi dikaji, nipah juga dikaji tahun ini juga. Hasilnya sedang dikerjakan,” beber Evi.

Bercermin pada temuan virus Corona pada kelelawar di sejumlah negara lain, Esti menyebut kelelawar memang bisa menjadi reservoir penyakit COVID-19. Terlebih berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh hingga kini, kelelawar sudah terbukti menjadi reservoir penyakit.

“Reservoir itu kan berarti dia menampung patogennya di dalam dirinya terus menyebarkan ke lingkungan, manusia, atau hewan lain. Dia kan bisa memindahkan juga, bisa menularkan juga ke manusia. Berarti dia bisa menyebabkan (penularan virus),” jelas Esti.

“Dia (kelelawar) jumlahnya cukup banyak juga, tapi kita tidak aware. Jadi dia ada juga banyak virus di dalamnya. Dia sangat berpotensi menjadi reservoir beberapa penyakit,” pungkasnya.


Terima kasih telah membaca artikel

Ilmuwan RI Teliti Potensi Kelelawar Tularkan Virus Corona, Ini Temuannya