Israel menjadi negara kedua di luar Amerika Serikat yang memberlakukan temporary grounded pada armada jet tempur stealth F-35 Lightning II. Sebelumnya, Angkatan Udara Korea Selatan juga pernah melakukan temporary grounded terkait insiden ‘belly landing’ F-35A pada awal Januari 2022. Dan kabar terbaru menyebutkan, Angkatan Udara Negeri Yahudi terpaksa melakukan hal yang sama atas 11 unit F-35A.

Baca juga: Untuk Pertama Kali F-35A Lakukan Belly Landing, Paksa AU Korea Selatan Temporary Grounded Seluruh Armada F-35

Mengutip dari The Jerusalem Post (25/12/2022), keputusan temporary grounded dilakukan AU Israel setelah mencermati insiden atas F-35B yang terjadi pada 15 Desember 2022 di runway Naval Air Station Joint Reserve Base di Fort Worth, Texas. Ada yang menyebut langkah grounded dijalankan atas rekomendasi dari pihak AS. Sumber internal militer Israel mengungkapkan bahwa ada potensi terjadinya malfungsi seperti yang terjadi dalam kecelakaan F-35B di Amerika Serikat.

Sampai Juli 2022, AU Israel dilaporkan mengoperasikan 33 unit F-35A dalam dua skadron, 116th Lions of the South Squadron dan 140th Golden Eagle Squadron di Pangkalan Udara Nevatim. AU Israel juga memiliki skadron ketiga yang digunakan untuk pelatihan.

Meski sama-sama menyandang nama F-35, namun, F-35A mengadopsi teknologi conventional take-off and landing (CTOL) dan untuk versi Israel disebut juga sebagai F-35I Adir. Total F-35I yang dipesan Israel mencapai jumlah 50 unit. Sementara F-35B mengadopsi teknologi short take-off and vertical landing (STOVL). Menurut Flight Global, Israel sempat tertarik untuk membeli varian F-35B.

F-35 memiliki deteksi radar yang sangat rendah, memungkinkan untuk beroperasi tanpa terdeteksi jauh di dalam wilayah musuh. Sejak beroperasi pada tahun 2018, skadron F-35 Israel telah melakukan misi di Jalur Gaza dan Suriah.

Baca juga: Pasca Temporary Grounded, Korea Selatan Umumkan Operasional Penuh Armada F-35A Lightning II

Setelah langkah temporary grounded atas F-35A Israel, selanjutnya masih menanti kabar, apakah langah serupa akan dilakukan oleh negara-negara lain komunitas pengguna F-35A, seperti Australia, Korea Selatan, Denmark, Italia, Belanda, Norwegia dan Jepang. (Gilang Perdana)