IBM Indonesia ‘Genjot’ Kualitas Talenta Digital Lokal

Jakarta, – Tan Wijaya President Director IBM Indonesia menjelaskan, teknologi yang mempuni tidak dapat dijalankan tanpa talenta yang tepat dalam penerapanya.
Karena itu IBM Indonesia untuk menguatkan talenta digital tanah air, mengandeng Dicoding dalam mencetak talenta-talenta baru. Kerjasama yang dimulai di akhir September 2020 ini menjaring lebih dari 17,000 pendaftar, dan telah meluluskan 6,000 developer baru untuk Create Cognitive Applivations, Starting Programming with Python dan Machine Learning untuk Pemula.
“Saat ini kerjasama dengan Dicoding memasuki fase kedua yaitu menggelar kompetisi inovasi bagi para developer muda untuk membuat solusi dengan menggunakan Teknologi IBM yang bisa dilihat lebih jelasnya melaui dicoding.com/challenges/640,” papar Tan, dalam acara virtual IBM Partner Solutions Summit 2020, Rabu (18/11).
Baca juga: Jaring Talenta Digital Berbakat, Line Bersama Dicoding Gelar Program Beasiswa Gratis
Selain dengan Decoding, sebelumnya IBM Indonesia juga bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam meningkatkan keterampilan, keahlian angkatan kerja muda di bidang komunikasi dan informatika melalui kolaborasi dalam program stimulant Digital Talent Scholarship 2020 untuk menyiapkan talenta andal di bidang data science.
“Kemajuan suatu bangsa dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh talenta – talenta terbaik yang mampu berkompetisi dalam era transformasi digital saat ini. Teknologi merupakan sarana pendukung yang bisa terwujud melalui ekosistem yang baik dan talenta yang mumpuni,” pungkas Tan Wijaya.
Disrupsi teknologi yang tengah terjadi perlu dimanfaatkan untuk melakukan lompatan besar dalam upaya memenuhi kebutuhan talenta digital yang ada. Indonesia sendiri tak dipungkiri memiliki kelangkaan ahli digital, khususnya dalam industri teknologi, dan diharapkan setidaknya 600.000 talenta pada sektor digital dibutuhkan setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan pekerja dengan keahlian khusus.
Bahkan berdasarkan hasil survei Price Waterhouse Cooper (PwC) tahun 2019, menunjukkan adanya kesenjangan antara ketersediaan sumberdaya manusia dan kebutuhan skill set. Kondisi tersebut menjadi tantangan untuk pemenuhan ketersediaan talenta digital.
Setidaknya hingga 2035, Indonesia membutuhkan setidaknya 9 juta sumber daya manusia (SDM) di bidang teknologi informasi (IT) untuk mendorong percepatan ekonomi digital di tanah air.