Ternyata Ada Hutan Bawah Laut, Apakah Fungsinya?

Selama ini Anda hanya melihat hutan di darat saja, namun ternyata ada hutan bawah laut juga. Lebih menariknya lagi, ternyata hutan di bawah laut tersebut memberikan asupan oksigen terbesar bagi bumi tempat semua makhluk hidup. Asupan oksigen yang diberikan oleh hutan di bawah laut tersebut antara 50 persen bahkan bisa mencapai 80 persen dari semua asupan oksigen yang ada di bumi.

Karbon Dioksida yang Memberikan Efek Negatif bagi Lingkungan

Tidak hanya dapat memberikan asupan oksigen yang terbesar di bumi, tetapi hutan laut tersebut juga menyerap jumlah karbon dioksida terbesar. Seperti diketahui karbon dioksida merupakan senyawa kimia yang secara alami dihasilkan oleh proses respirasi yang terjadi pada makhluk hidup serta keluar dari gunung berapi. Namun sekarang ini banyak sekali sumber karbon dioksida yang tidak alami seperti asap kendaraan, asap pabrik, dan lain sebagainya. Proses tambahan tersebut membuat jumlah karbon dioksida di alam meningkat dengan signifikan bahkan sampai sebesar 35 persen.

Karbon dioksida yang berada di udara dalam jumlah yang tepat memang diperlukan karena tumbuhan menggunakannya dalam proses fotosintesis. Namun jika terlalu berlebihan karbon dioksida tersebut dapat memberikan banyak sekali efek negatif bagi lingkungan hidup. Salah satu dari efek negative itu merupakan efek rumah kaca. Dengan adanya efek berlebihan dari gas rumah kaca ini, maka suhu di bumi akan meningkat sehingga mengakibatkan pemanasan global. Dan jika terus menerus terjadi maka akan memberikan berbagai dampak buruk lainnya bagi lingkungan serta semua makhluk hidup yang tinggal di bumi.

Baca juga: 10 Kebiasaan Buruk yang Terlihat Sepele Tapi Membuatmu Jadi Tidak Bahagia

Hutan Bawah Laut Menyerap Karbon Dioksida

Untungnya karbon dioksida yang ada di alam kebanyakan akan larut ke dalam lautan. Bahkan jumlah zat tersebut yang larut di dalam lautan sekitar 50 kali lipat banyaknya jika dibandingkan dengan yang ada di udara. Hutan bawah laut menjadi tempat pembuangan karbon dioksida alami yang akan menyerap zat tersebut dalam proses fotosintesis yang dilakukan oleh tanaman di hutan laut tersebut.

Tanaman di hutan laut tersebut adalah lamun atau yang lebih dikenal dengan nama seagrass. Memang bentuk dari tanaman ini mirip dengan rumput yang ada di darat dan sangat menyerupai rumput laut namun keduanya merupakan tanaman yang berbeda. Lamun sendiri merupakan Angiospermae atau tanaman berbunga yang sudah secara khusus beradaptasi untuk dapat hidup secara penuh di dalam air asin.

Biasanya lamun ini akan hidup secara berkelompok sehingga membentuk semacam hutan bawah laut saat pertama kali melihatnya. Biasanya hutan laut ini banyak terdapat di perairan dangkal dan akan menjadi penghubung antara ekosistem mangrove serta lokasi terumbu karang yang ada di lautan. Karena itulah hutan lamun ini juga menjadi tempat yang paling ideal bagi hewan laut untuk hidup.

Pentingnya Keberadaan Hutan Lamun bagi Lingkungan Hidup

Saat melakukan proses fotosintesis, hutan lamun akan banyak menyerap karbon dioksida yang terdapat di dalam laut. Kemudian tanaman lamun ini akan menghasilkan oksigen untuk kembali dilepaskan ke udara. Karena itulah keberadaan hutan bawah laut ini sangatlah penting bagi lingkungan hidup.

Indonesia merupakan negara yang menjadi pemilik hutan lamun terbesar kedua di dunia. Namun sayangnya berbagai aktivitas yang dilakukan oleh manusia memiliki dampak buruk bagi kelangsungan hidup lamun. Hutan laut tersebut menjadi rusak dan terus berkurang jumlahnya dari tahun ke tahun. Karena itulah sangat penting bagi Anda untuk menjaga lingkungan agar hutan bawah laut ini tetap lestari.

Terima kasih telah membaca artikel

Ternyata Ada Hutan Bawah Laut, Apakah Fungsinya?