
Huawei Anjlok 10%, Vendor Lain Agresif Ambil Alih Pasar

Jakarta, – Larangan pemerintah AS terhadap Huawei memberikan dampak yang bisa disebut fatal. Kemrosotan bisnis vendor smartphone itu dilaporkan terjadi usai diperkuatnya pembatasan yang diambil negara pimpinan Donald Trump. Firma Riset TrendForce melaporkan, pangsa pasar smartphone di China mengalami perombakan yang cukup besar. Lantaran, anjloknya Huawei, yang merupakan salah satu pemain utama di China.
Dalam laporan resminya, firma riset itu mengatakan proyeksi produksi smartphone Huawei untuk 2020 hanya akan mencapai 170 juta unit. Angka ini lebih rendah 10 persen dibandingkan dengan prediksi sebelumnya, yakni 190 juta unit. Momen ini dimanfaatkan sejumlah pesaing Huawei, mulai dari Xiaomi, Oppo dan Vivo.
Disebutkan, ketiga vendor smartphone itu tengah bersiap diri untuk mengambil alih pangsa pasar. Meski, masih butuh waktu untuk bisa mengambil tahta Huawei.
“Saat ini, ketiga merek besar tersebut secara bertahap meningkatkan target produksinya, sembari secara agresif menimbun komponen untuk merebut lebih banyak pangsa pasar.” bunyi keterangan resmi TrendForce, Selasa (22/9).
Baca juga: Riset: 73 Persen Konsumen Dunia Pilih Smartphone di Bawah Rp5 Juta
Diantara ketiganya, Xiaomi dilaporkan paling agresif dalam penggandaan komponen. Selanjutnya, diikuti oleh Oppo. Meski berusaha mengambil alih, Firma riset mengatakan tingkat pemanfaatan fasilitas yang masih terbatas dengan kemungkinan adanya kekurangan material seperti prosesor dan modul, bisa menghambat usaha mereka.
Dengan kata lain, akan sulit untuk mengambil alih jika sedikit peluang untuk meningkatkan volume produksi dalam jangka pendek. Sehingga, diperkirakan Huawei akan tetap memegang pangsa pasar senilai 14 persen pada 2020 ini. Sedangkan, pesaingnya mengalami kenaikan yang masih wajar, dimulai dari Xiaomi sebesar 12 persen, Oppo 11 persen dan Vivo 9 persen.
Pasar Global Naik 9% YoY di 2021
Adanya keterbatasan Huawei untuk bergerak justru diprediksi akan berdampak pada meningkatnya produksi smartphone global. Kondisi ini bahkan bisa mendorong kenaikan sebesar 9 persen YoY pada 2021.
Adapun penyebabnya karena tiga vendor smartphone pesaing seperti Xiaomi, Oppo dan Vivo akan diminta untuk meningkatkan volume produksi, agar dapat mengisi kekurangan kapasitas dari Huawei.
“Tahun 2021, Xiaomi, Oppo, dan Vivo akan diminta untuk meningkatkan target produksi mereka dan dengan demikian mendapatkan lebih banyak sumber daya dari rantai pasokan ponsel cerdas karena kehilangan pangsa pasar Huawei yang akan datang,” bunyi laporan riset.
Meski begitu, secara keseluruhan dikatakan pangsa pasar smartphone tidak akan meningkat secara jelas, tetapi tetap ada persaingan diantara berbagai merek yang bahkan semakin memanas.
Huawei Anjlok 10%, Vendor Lain Agresif Ambil Alih Pasar
