Heboh Seragam Bikini Atlet Voli Pantai, Benarkah Fungsinya Cegah Heatstroke?

Jakarta –
Ramai perbincangan mengenai bikini yang digunakan para atlet voli pantai wanita di Olimpiade Tokyo 2020. Beberapa pihak mengkritik karena pakaian tersebut tidak senonoh, sementara sebagian lain menyebut ada fungsi di baliknya.
Salah satu hal yang disebut-sebut adalah bagaimana seragam bikini bisa lebih baik untuk mengelola panas tubuh. Terlebih di tengah situasi kota Tokyo yang diterpa gelombang panas sehingga meningkatkan risiko heatstroke.
“Setidaknya untuk kami pakaian ini yang terasa nyaman,” komentar atlet voli pantai dari Amerika Serikat, Alix Klineman, seperti dikutip dari Associated Press, Rabu (4/8/2021).
“Anda tidak memakai lapisan pakaian ekstra di cuaca yang sangat panas; tidak membuat banyak pasir terselip di bagian tertentu. Tapi saya tetap menghargai bila orang lain merasa lebih nyaman dengan pakaian tertutup,” lanjutnya.
Dikutip dari Japan Times, setidaknya sudah sekitar 30 orang yang terlibat dalam olimpiade jatuh sakit karena cuaca panas. Suhu di tempat pertandingan dilaporkan bisa mencapai 40 derajat celsius.
“Sebelum ada Corona, masalah utama yang sudah kita pikirkan dari dulu untuk Olimpiade Tokyo adalah manajemen penyakit karena panas,” komentar Direktur Jenderal Olimpiade Tokyo 2020 Toshiro Muto.
Dikutip dari Mayo Clinic, heatstroke merupakan kondisi saat suhu tubuh mengalami perubahan yang sangat cepat, biasanya akibat aktivitas fisik yang terlalu lama dalam suhu tinggi.
Aktivitas di tengah cuaca terik dapat membahayakan kesehatan karena bisa membuat orang dehidrasi. Apabila tingkatan dehidrasinya parah dan suhu tubuh terus naik, otot-otot bisa mengejang menyebabkan kegagalan fungsi organ.
Gejala heatstroke di antaranya kurang berkeringat, pusing, mual, dan muntah-muntah. Heatstroke juga bisa menyebabkan kulit memerah dan mempercepat kerja nadi.