Jakarta –

Selebriti Tyas Mirasih positif terinfeksi COVID-19, penciumannya menghilang meski awalnya tak bergejala. Salah satu aktivitasnya saat isolasi adalah berjemur. Nah, gaya berjemur Tyas inilah yang belakangan heboh.

Sebenarnya tidak ada yang aneh dengan gaya berjemur Tyas Mirasih yang diunggahnya di Instagram. Netizen malah banyak berkomentar bahwa ia tetap cantik meski hanya sedang berjemur.

“Berjemur aja syantikkk bet..,” jelas akun hard****.

Lihat sumber gambar di Instagram

Tyas Mirasih memang tampak kece dalam unggahan tersebut, dengan setelah hitam dan kacamata warna senada. Keringat tipis-tipis yang membasahi kulit tak melunturkan pesonanya.

Namun untuk urusan berjemur, terlebih dalam rangka mendapatkan manfaat terkait kekebalan tubuh terhadap COVID-19, kece saja tidak cukup. Ada beberapa ‘gaya’ yang perlu diterapkan untuk bisa mendapatkan sebanyak mungkin paparan ultraviolet dengan sesedikit mungkin efek samping.

Paparan 60 persen permukaan tubuh

Praktisi kesehatan dari RS Cipto Mangunkusumo, Dr dr Andhika Rachman, SpPD-KHOM, mengatakan manfaat berjemur akan optimal jika paparan sinar matahari mengenai 60 persen permukaan tubuh. Nggak harus nude atau telanjang, cukup pakai pakaian yang simpel dan tidak pakai tutup kepala atau payung.

“Ada yang sampai membuka punggung, itu sebenarnya tidak perlu. Apalagi sampai nude (telanjang),” saran dr Andhika dalam wawancara dengan detikcom, Rabu (25/3/2020).

Hal lain yang harus diperhatikan adalah intensitas sinar ultraviolet (UV) yang dinyatakan sebagai UV Index. Makin tinggi UV Index, makin tidak disarankan untuk berlama-lama tanpa sunblock karena bisa bikin kulit terbakar. Sebaliknya jika UV Index terlalu rendah, maka butuh waktu lebih lama agar kulit mendapat paparan UV yang cukup.

Soal waktu, tidak ada anjuran yang baku karena UV Index bisa berubah sewaktu-waktu dan bisa dipantau di berbagai aplikasi prakiraan cuaca. Namun jika diambil rata-rata, umumnya pukul 8-11 pagi cukup ideal untuk iklim tropis seperti Indonesia.