Heboh Cacing Hidup di Otak Bikin Wanita Ini Sering Lupa, Begini Awal Mulanya

Jakarta –
Dunia dihebohkan dengan temuan cacing hidup di dalam otak seorang wanita di Australia. Cacing berukuran 8 cm itu memiliki struktur seperti tali yang ditemukan oleh dokter dan peneliti di Australian National University (ANU) dan Rumah Sakit Canberra itu, tentunya membuat banyak orang terkejut.
“Itu mungkin sudah ada di otaknya selama dua bulan,” demikian laporan studi yang mencatat kasus tersebut.
“Cacing tersebut diduga juga menginfeksi organ lain di tubuh wanita tersebut.”
Dikutip dari News24, cacing parasit yang diketahui sebagai cacing gelang Ophidascaris robertsi ini biasa ditemukan pada ular tidak berbisa di Australia, termasuk salah satunya piton. Sebelumnya, tidak pernah ada laporan kasus yang sama pada manusia.
Menurut pakar penyakit menular di ANU dan Rumah Sakit Canberra Sanjaya Senanayake, ini adalah kasus Ophidascaris yang ditemukan di manusia pertama di dunia.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Emerging Infectious Diseases itu mengatakan bahwa wanita 64 tahun itu kemungkinan tertular dari sayuran warrigal. Itu merupakan sejenis rumput asli yang ada banyak di dekat rumahnya dan kemudian dimasak oleh wanita tersebut.
Rerumputan tersebut merupakan habitat ular piton yang melepaskan telur parasit melalui kotorannya. Cacing gelang Ophidascaris robertsi umum ditemukan pada ular piton karpet dan hidup di kerongkongan dan perut ular piton.
Digambarkan oleh ANU sebagai ‘sangat tangguh’, cacing gelang dapat tumbuh subur di berbagai lingkungan.
Para peneliti mengatakan perempuan yang berasal dari negara bagian tenggara New South Wales itu kemungkinan tertular karena menyentuh rumput asli atau setelah memakannya.
Direktur mikrobiologi klinis Rumah Sakit Canberra dan profesor di ANU Medical School, Karina Kennedy, mengatakan gejala wanita tersebut pertama kali muncul pada Januari 2021. Gejala tersebut memburuk selama tiga minggu, dia dirawat di rumah sakit.
“Awalnya dia mengalami sakit perut dan diare, diikuti demam, batuk, dan sesak napas. Jika dipikir-pikir, gejala-gejala ini kemungkinan besar disebabkan oleh migrasi larva cacing gelang dari usus ke organ lain, seperti hati dan paru-paru. Sampel pernapasan dan biopsi paru dilakukan. Namun, tidak ada parasit yang teridentifikasi dalam spesimen ini,” katanya dikutip dari News24.
Pada tahun 2022, wanita tersebut mudah lupa dan depresi, sehingga pemindaian MRI menunjukkan adanya lesi di otaknya.
Meski sudah menjalani pengobatan, kondisi wanita itu belum pulih sepenuhnya. Saat ini, ia masih mengalami pneumonia yang memang sudah ada sebelum terinfeksi cacing tersebut dan terus diawasi dokter spesialis.