Hari Kusta Sedunia 2023: Sejarah dan Tema

Hari Kusta Sedunia 2023: Sejarah dan Tema

Jakarta

Hari Kusta Sedunia diperingati setiap tahun pada hari Minggu terakhir di bulan Januari. Di tahun 2023, Hari Kusta Sedunia jatuh pada tanggal 29 Januari. Tujuan dari peringatan ini adalah menghilangkan diskriminasi terhadap pengidap kusta dan meningkatkan kepedulian tentang bahayanya penyakit ini.

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Indonesia masih menjadi penyumbang kasus kusta terbanyak ketiga di dunia setelah India dan Brazil. Berdasarkan data per 24 Januari 2022, setidaknya ada 7.146 pengidap kusta di 2021 dengan proporsi anak-anak sebesar 11 persen.

Sementara itu, World Health Organization (WHO) mencatat prevalensi pengidap kusta di dunia telah menurun dari lima juta kasus pada 1980-an menjadi 133.802 di 2021.


Kusta sebenarnya bukan penyakit mematikan, namun efeknya sangat mengganggu. Bahkan, tak jarang pengidap kusta harus berhenti beraktivitas untuk fokus pada kesembuhan penyakitnya.

Sejarah Hari Kusta Sedunia

Hari Kusta Sedunia muncul dari ide seorang penulis dermawan asal Prancis bernama Raoul Follereau pada 1954. Ia bermaksud untuk mengajarkan kepada orang-orang bahwa penyakit kuno ini dapat disembuhkan dengan mudah.

Raoul Follereau memilih hari Minggu terakhir di Januari karena bertepatan dengan peringatan kematian Mahatma Gandhi yang terjadi pada 30 Januari 1948. Politikus sekaligus pemimpin spiritual asal India tersebut dikenal memiliki belas kasih kepada pengidap kusta.

Tema Hari Kusta Sedunia 2023

Melalui laman resminya, WHO telah menetapkan tema Hari Kusta Sedunia 2023 adalah “Act Now. End Leprosy.”. Tema tersebut memiliki makna penanganan secepat mungkin bisa mengakhiri kusta. Adapun tiga pesan utama yang tersirat dalam tema tersebut, antara lain:

  • Elimination is possible (kemampuan untuk pemberantasan): Kami memiliki kekuatan dan alat untuk menghentikan penularan dan mengalahkan penyakit ini.
  • Act now (bertindak sekarang): Kita membutuhkan sumber daya dan komitmen untuk mengakhiri kusta serta memprioritaskan eliminasi kusta.
  • Reach the unreached (jangkau yang belum terjangkau): Kusta dapat dicegah dan diobati. Tidak perlu merasa menderita karena kusta.

Yuk! Bersama cegah perkembangan kasus kusta dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan penyakit ini dan mendorong kepedulian serta rasa empati terhadap pengidapnya. Masyarakat bisa meramaikan peringatan hari kesehatan internasional ini dengan membagikan fakta-fakta kusta berikut ini:

Kusta dapat disembuhkan dengan kombinasi antibiotik atau Multi Drug Therapy (MDT). Perawatan ini tersedia secara gratis di seluruh dunia. Jika kusta tidak segera diobati, kusta dapat menyebabkan komplikasi serius.

Kusta telah berusia 4.000 tahun, menjadikannya salah satu penyakit tertua yang diketahui umat manusia. Ayo Akhiri penularan kusta dengan target nol kasus di 120 negara pada 2030.

Kusta masih ada! Meskipun sekitar 200.000 orang didiagnosis mengidap kusta setiap tahun sebelum COVID-19, jumlah ini turun 30 persen. Jutaan orang hidup dengan kecacatan akibat kusta, khususnya di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.

Hari Kusta Sedunia: Serba-serbi Penyakit Kusta

Kusta atau lepra adalah salah satu penyakit menular tertua di dunia yang dipicu oleh kuman bernama Mycobacterium Leprae. Kuman tersebut umumnya menggerogoti kulit, saraf perifer, mata, jaringan selaput yang melapisi bagian dalam hidung, dan menyerang sistem imun tubuh.

Dalam istilah medis, kusta dikenal dengan istilah Morbus Hansen. Dahulu, penyakit ini sangat ditakuti oleh masyarakat karena menyebabkan kecacatan permanen, kebutaan, atau komplikasi masalah kesehatan lainnya. Namun semakin majunya pengobatan medis, progresivitas penyakit ini tak lagi begitu masif.

Sama halnya dengan flu, kusta dapat menular melalui percikan air liur ketika pengidapnya batuk ataupun bersin. Kuman yang berhasil masuk ke dalam tubuh berkembang sangat lambat sehingga gejalanya bisa muncul sampai 20 tahun kemudian. Kebanyakan gejala awal yang dirasakan oleh orang dengan kusta adalah mati rasa atau tubuh sulit digerakkan, terutama bagian kaki dan tungkai. Gejala lainnya adalah:

  • Muncul bercak berwarna putih pucat.
  • Kulit tidak berkeringat (anhidrosis).
  • Muncul luka, tetapi tidak terasa sakit.
  • Pembesaran saraf yang biasanya terjadi di siku dan lutut.
  • Otot melemah, terutama otot kaki dan tangan.
  • Kehilangan alis dan bulu mata.
  • Mata menjadi kering dan jarang berkedip.
  • Sering mimisan, hidung tersumbat, atau kehilangan tulang hidung.

Dengan pendeteksian dini serta pengobatan yang tepat, kusta bisa diatasi dan jarang mengancam jiwa. Meski begitu, dampak dari penyakit ini membuat psikologis pengidapnya terganggu karena merasa dipandang sebelah mata oleh orang-orang di sekitarnya.

Terima kasih telah membaca artikel

Hari Kusta Sedunia 2023: Sejarah dan Tema