Hamas Luncurkan ‘Hujan’ Roket A-120, Iron Dome Israel Sempat Dibuat Kewalahan

Secara teknologi, tak ada yang menyangkal kecanggihan dari sistem hanud Iron Dome. Dibekali dengan radar penjejak ELM-2084 3D AESA Multi-Mission Radar (MMR) plus rudal Tamir, bukan cuma serangan rudal dan roket yang bisa ditangkal Iron Dome, tapi juga mencakup lontaran proyektil mortir mampu disergap Iron Dome.
Baca juga: Pasukan Israel Mengaku Terkena Kanker Akibat Radiasi Radar Pada Sistem Hanud Iron Dome
Namun, ketika ratusan, bahkan ribuan roket dilepaskan pejuang Hamas ke satu area dalam waktu yang berdekatan, maka yang terjadi Iron Dome mengalami apa yang disebut sebagai ‘kewalahan.’
Dari 1500 roket yang diluncurkan dari wilayah Gaza oleh pejuang Hamas dan Jihad Islam pada periode 10-12 Mei 2021, sebagian besar memang dapat dihancurkan saat berada di udara, namun, ada beberapa roket tanpa pemandu milik Hamas yang tak bisa ditangkal Iron Dome, dan menghancurkan prasarana sipil di wilayah Israel.

Dan salah satu jenis roket Hamas yang banyak disebut dalam serangan pada Rabu (12/5/2021) adalah roket A-120. Dikutip dari defenseworld.net, disebutkan roket A-120 punya jangkauan sekitar 120 km. Media internasional menyebut roket A-120 mirip dengan roket R-160 yang telah dipamerkan Hamas sebagai roket jarak jauh buatan dalam negeri yang pertama kali diluncurkan dalam Perang di tahun 2014 lalu.
Label “R” pada roket mengacu pada mantan komandan tertinggi Hamas, Abdel-Aziz Rantisi, yang tewas dalam serangan oleh Israel pada tahun 2004. Sementara A-120 dikatakan dinamai untuk Ra’ed Al-Attar, yang merupakan komandan Brigade Rafah Hamas di Gaza selatan.
Hamas memiliki sejumlah roket jarak pendek seperti Qassam (daya jangkau 10 kilometer) dan Quds 101 (16 kilometer). Ada juga BM-21 Grad dan Sejil, keduanya mampu melesat hingga 55 kilometer. Roket jarak pendek mungkin adalah inventaris terbesar Hamas. Sedangkan untuk serangan jarak yang lebih pendek, mereka menggunakan tembakan mortir. Hamas juga mengoperasikan berbagai roket jarak jauh seperti M-75 (hingga 75 kilometer), Subuh (100 kilometer), R-160 (120 kilometer), dan beberapa roket M-302 (200 kilometer).
Yang tak kalah menarik, pejuang Palestina kini sudah menggunakan sistem peluncur multi laras alias MLRS (Multiple Launcher Rocket System) untuk melepaskan hujan roket ke posisi Israel. Seperti yang terbaru, roket A-120 dan S-40 dimasukkan ke dalam peluncur yang berisikan delapan tabung. Dengan teknik MLRS, maka daya hancur serangan dapat ditingkatkan dengan interval peluncuran antar roket yang rapat.
Baca juga: Iron Dome – Sistem Proteksi Canggih Ruang Udara Singapura
Guna melindungi roket dari serangan udara Israel, beberapa roket disimpan di silo bawah tanah, ditenggelamkan ke pasir untuk menyembunyikannya dari pesawat pengintai Israel. Bila situasi dirasa aman, baru roket dikeluarkan dari silo, dimasukkan ke dalam tabung peluncur, dan ditembakkan secara salvo. Beberapa peluncur MLRS Palestina dirancang untuk dibawa oleh truk pick-up Toyota dan model rel peluncuran yang konvensional. (Gilang Perdana)