Habis-habisan Diamuk Corona, Bupati Kudus Ungkap Penyebabnya

Jakarta –
Kasus positif COVID-19 di kabupaten Kudus, Jawa Tengah meningkat drastis. Satgas COVID-19 pada Rabu (9/6/2021) menyatakan, Kudus mengalami penambahan kasus terbanyak di RI dalam waktu 3 minggu pasca libur Lebaran, dengan pertambahan sebesar 7.594 persen.
Namun bupati Kudus HM Hartopo mengklaim, kasus COVID-19 di Kudus sudah melandai. Hal tersebut terkait sederet langkah pembenahan tempat isolasi pasien COVID-19 yang tengah diupayakan pemerintah setempat.
“Alhamdulilah Kudus saat ini agak melandai, karena terkait masalah pengurusan isolasi ini yang baru gencar-gencarnya kita evaluasi, karena mengingat untuk isolasi mandiri di rumah di Kudus ini lumayan banyak,” jelas Hartopo dalam diskusi daring, Kamis (10/6/2021).
Kenapa kenaikan kasus COVID-19 di Kudus bisa sebesar itu?
Menurut Hartopo, faktor pertama penyebab lonjakan kasus besar-besaran di Kudus adalah sikap abai masyarakat yang sudah divaksin COVID-19. Padahal, vaksin ini tak sepenuhnya mencegah, sehingga kerumunan dan aktivitas tatap muka tetap bisa menimbulkan penularan COVID-19.
Faktor kedua yakni momen Anjangsana, tradisi silaturahmi tatap muka masyarakat Kudus setelah Lebaran. Ia menyayangkan, masyarakat Kudus banyak yang abai soal protokol kesehatan ketika menjadi tradisi ini.
“Anjangsana tradisi di Kudus ini sudah biasa silaturahmi makan-makan atau suguhan. Dengan adanya silaturahmi, orang tua ke sahabat ke saudara ini melepas masker sambil menikmati hidangan yang ada sambil ngobrol. Ini potensi yang amat luar biasa,” imbuh Hartopo.
Ia menegaskan, pemerintah setempat menutup sejumlah titik pariwisata demi mencegah kerumunan. Selain itu, mobilitas keluar-masuk Kudus pun diawasi secara ketat demi menekan laju penularan.
“Kalau tujuannya ke Kudus dan tidak urgent, akan kita putar balik. Tapi kalau memang ada kepentingan mungkin bekerja, tugas ke Kudus, tentunya kita bolehkan masuk Kudus dengan menunjukkan hasil swab rapid antigen. Artinya, bebas COVID-19 yang masih aktif 1×24 jam,” pungkasnya.