
Foxconn Akan Investasi di Indonesia, Beneran?

Jakarta, – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memastikan perusahaan manufaktur komponen dan produk elektronik asal Taiwan Foxconn berminat untuk berinvestasi di Indonesia. Seperti dilansir dari Sindonews.com, Kementerian Investasi/BKPM akan melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Foxconn terkait rencana investasinya di Indonesia.
Hal ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan kerja Bahlil ke Taiwan minggu lalu. Namun menteri yang pernah menjadi supir angkot itu, mengatakan bahwa detail rencana investasi Foxconn tersebut belum dapat diumumkan.
“Insya Allah Foxconn berminat masuk Indonesia. Saya belum bisa detail untuk jumlah dan kapan investasinya mulai. Kita sudah tanda tangan kesepakatannya tetapi belum dalam bentuk MoU. Yakin mereka masuk, tapi kami belum bisa umumkan secara detail. Mudah-mudahan tahun ini,” ungkap Bahlil, Kamis (4/11/2021).
Bahlil menyampaikan bahwa Presiden Jokowi telah memberikan perintah khusus kepada Kementerian Investasi/BKPM untuk menarik investasi Foxconn masuk ke Indonesia. Investasi ini nantinya akan masuk dalam beberapa bagian, antara lain produksi baterai listrik, mobil dan motor listrik, serta suku cadang peralatan komunikasi.
Rencana Foxconn masuk ke Indonesia, tentu merupakan angin segar karena dapat memperkuat iklim invetasi di Tanah Air. Meski demikian, keinginan raksasa teknologi Taiwan itu diharapkan tidak lagi sekedar memberikan harapan semata bagi Indonesia.
Pasalnya, kabar mengenai rencana Foxconn hadir di Indonesia bukanlah cerita baru. Sejak beberapa tahun terakhir, Indonesia kerap digadang-gadang akan menjadi target investasi selanjutnya dari raksasa yang berbasis di Taipe itu.
Bahkan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang melawat ke Taiwan pada Agustus 2019 untuk menjaring calon investor masuk ke Tanah Air, mengungkapkan langsung rencana tersebut.
“Pegatron sudah mulai investasi dan dia akan memperluas lagi. Kemudian ada perusahaan lain seperti, saya lupa namanya, tetapi ada perusahaan besar di Taiwan itu, termasuk misalnya Foxconn”, ujar Airlangga.
Mundur ke belakang yaitu pada 2012, Foxconn juga pernah mengutarakan akan membangun pabrik di beberapa kawasan di Indonesia.
Namun semua rencana tersebut kandas di tengah jalan. Masalah lahan menjadi isu utama rencana investasi. Saat itu, Foxconn meminta pemerintah Indonesia agar dapat menyiapkan lahan setidaknya 100 hektar. Sayang, permintaan tak dapat dipenuhi. Apalagi, Foxconn ingin mendapatkan lahan di luar Jawa.
Alhasil, Foxconn berpaling ke India. Rencana tersebut langsung disambut hangat PM India Narendra Modi yang tengah menggenjot investasi produk teknologi tinggi, seperti smartphone, sejalan dengan dengan program “Making in India” yang diusung pemerintahannya.
Sebagai negara dengan predikat pasar ponsel terbesar kedua di dunia, Modi tak ingin negaranya hanya sekedar menjadi basis pasar. Perang dagang antara China dan AS juga mendorong relokasi pabrik Foxconn yang selama ini berpusat di China. Terutama Apple yang berusaha untuk menghindari tarif impor lebih mahal.
Demi merealisasikan investasi Foxconn itu, tak tanggung-tanggung, pemerintah India sanggup menyediakan lahan seluas 1.500 hektar. Dengan luas lahan sebesar itu, Foxconn tak hanya membangun pabrik, namun fasilitas riset dan pengembangan (R&D), dengan target memperkerjakan lebih dari 50.000 karyawan.
Berkat gelontoran investasi dari Foxconn, kini India menjelma menjadi salah satu produsen ponsel terkemuka dunia, setelah China dan Vietnam. Diketahui pada 2014 India masih mengimpor ponsel senilai USD 8 miliar. Namun sekarang negara berpenduduk lebih dari 1 milyar itu, telah mengekspor produk ponsel senilai USD 3 miliar sekaligus mengurangi impor secara signifikan.
Foxconn Akan Investasi di Indonesia, Beneran?
