Fenomena Godoksa Korsel, Pria Berumur ‘Mati Kesepian’! Ini yang Terjadi


Jakarta –
Jumlah warga yang meninggal kesepian di Korea Selatan atau yang dinamai fenomena godoksa meningkat. Ini disebut menjadi konsekuensi akibat populasi negara yang menua dengan cepat.
Meninggal kesepian kerap diartikan saat warga ditemukan sudah dalam kondisi tewas dan tidak diketahui selama berhari-hari, atau bahkan berbulan-bulan. Biasanya terjadi pada orang lanjut usia yang telah lama terputus dari keluarga, kerabat, dan tetangganya.
Namun di Korea, tren ini juga lebih umum pada kelompok yang lebih muda. Sebuah studi pemerintah baru menemukan sejumlah besar kematian kesepian terjadi di antara pria paruh baya, daripada orang tua atau wanita.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan pada 14 Desember, jumlah pria yang meninggal kesepian empat kali lebih tinggi daripada wanita. Sekitar 500 wanita meninggal kesepian setiap tahun antara 2018 dan 2021, sementara lebih dari 2.000 pria meninggal, dengan angka terbesar mencapai 2.817 pada tahun 2021.
Apa yang Terjadi?
Menurut spesialis pembersihan, kemiskinan dan pengangguran yang meneliti fenomena godoksa, warga Korea yang meninggal sendirian, terlepas dari jenis kelaminnya, pria paruh baya tampaknya lebih sulit mengatasi tekanan ini.
“Sekitar 90 persen laki-laki yang pernah saya tangani telah hidup sendiri setelah perceraian, dan telah kehilangan hubungan dengan anak-anak mereka. Mereka menganggur atau hampir tidak dapat memenuhi kebutuhan dengan bekerja di lokasi konstruksi. Semua faktor ini tampaknya membuat mereka merasa bahwa hidup kurang bermakna,” sebut Kim Sae-byu.
Kim juga menyebut kebiasaan minum berlebihan dan masalah kesehatan sebagai ciri umum pria yang meninggal sendirian.
“Banyak orang ditemukan menderita penyakit yang berhubungan dengan alkohol seperti sirosis hati, atau dalam beberapa kasus, mereka meninggal setelah jatuh saat mabuk,” katanya.
Song In-joo, seorang peneliti di Seoul Welfare Foundation, yang berspesialisasi dalam isolasi sosial dan kematian kesepian, mengamati bahwa pria yang hidup sendiri menderita rasa kesepian lebih dalam daripada wanita, baik dalam hal isolasi emosional maupun fisik.
“Entah karena pensiun dini atau perceraian, laki-laki cenderung mengalami isolasi yang lebih dalam dibandingkan perempuan. Kehilangan posisinya dalam masyarakat dan rumah tangga menjadi pemicu utama isolasi sosial bagi laki-laki paruh baya,” ujarnya.
Peneliti juga mengatakan bahwa pria-pria ini, banyak di antaranya tidak terbiasa melakukan pekerjaan rumah tangga, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengabaikan diri mereka sendiri, suatu kondisi perilaku saat seseorang gagal memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis esensialnya, yang dapat menyebabkan hingga penyakit kronis.
Fenomena Godoksa Korsel, Pria Berumur ‘Mati Kesepian’! Ini yang Terjadi



