Fakta Mengenai Airbag Mobil yang Masih Jarang Diketahui

Artikel Oto – Sebagai salah satu fitur keselamatan, air bag memegang peran penting untuk meminimalisir cedera pengemudi maupun penumpang ketika mobil mengalami benturan hebat. Setidaknya ada lima fakta mengenai air bag mobil yang masih jarang diketahui.

Seperti dilansir Detik.com yang mengutip laman Toyota Astra Motor, lima fakta mengenai air bag mobil itu mulai dari kepanjangan SRS, proses kimia pada sistem airbag, hingga titik sensor dan cara kerja airbag. Berikut penjelasan selengkapnya.

Singkatan SRS

Rata-rata fitur airbag yang disematkan pada mobil bertuliskan singkatan, yakni SRS. Tulisan SRS airbag biasa ditemukan di dasbor mobil dan pada setir pengemudi. Apa kepanjangan SRS?

SRS ternyata singkatan dari Supplementary Restraint System yang artinya fitur ini hanya sistem pendukung. Jadi bisa dikatakan airbag ini bukan fitur utama untuk menyelamatkan penumpang saat terjadi kecelakaan. Masih ada sabuk pengaman yang lebih utama dalam fitur keselamatan yang sudah menjadi standar sejak lama.

Proses kimia

Cara kerja airbag sendiri sangat cepat dari proses benturan hingga mengembang dan meminimalkan cedera pengemudi dan penumpang. Dalam proses tersebut ternyata ada unsur kimia yang belum banyak orang ketahui.

Berawal dari ignitier yang membakar senyawa Natrium Azida (NaN3) hingga kemudian bereaksi dengan Kalium Nitrat (KNO3). Hingga akhirnya menjadi nitrogen panas yang berfungsi mengembangkan kantung udara.

ECU

Pada mobil modern, proses kimia yang dijelaskan pada nomor 2 juga memiliki hubungan dengan komponen ECU (Engine Control Unit) yang mengirimkan perintah. ECU pada airbag baru akan memerintahkan proses kerja jika ada gaya dalam jumlah besar pada titik sensor. Bila ECU tidak menerima gaya dalam jumlah besar pada titik sensor yang tersebar di bodi mobil, maka airbag bisa tidak mengembang.

Baca juga: Lima Hal Berikut Bisa Membuat Harga Jual Mobil Bekas Tetap Tinggi

Titik sensor

Berbicara soal titik sensor airbag mobil, umumnya terletak dekat lampu utama mobil kanan dan kiri. Itu jika jumlah airbag mobil hanya dua yakni bagian pengemudi dan penumpang saja.

Tapi kalau airbag-nya ada 4 atau lebih, seperti di samping mobil, titik sensor umumnya juga diletakkan pada pilar mobil. Sehingga andai terjadi tabrakan samping, airbag tetap bisa mengembang.

Bagaimana sensor ini bekerja? Syaratnya jarak pembacaan sensor minimal 15 derajat garis lurus ke depan. Bila lebih besar dari 15 derajat, maka ada kemungkinan airbag tidak mengembang. Sebagai contoh bila mobil menabrak tiang listrik pada bagian tengah (grill), maka bisa saja airbag tidak mengembang.

Kecepatan mobil

Selain sensor yang menerima gaya dalam jumlah besar untuk memastikan airbag mengembang, kecepatan mobil juga berpengaruh. Mengingat perlu gaya tekanan yang besar, maka sensor airbag pada mobil umumnya bekerja bila kecepatan minimal 50 km/jam. Sehingga bila mobil menabrak dengan kecepatan rendah atau di bawah 50 km/jam, ada kemungkinan airbag tidak mengembang.

Terima kasih telah membaca artikel

Fakta Mengenai Airbag Mobil yang Masih Jarang Diketahui