Fakta-fakta Penularan COVID-19 Anak, Tak Kalah Menyeramkan Lho Ternyata

Jakarta –
Selain orang dewasa, anak-anak juga menjadi korban dari keganasan COVID-19. Dilaporkan ada ratusan anak di Indonesia yang terkonfirmasi positif Corona setiap harinya.
Contohnya di DKI Jakarta, sebanyak 879 anak terkonfirmasi positif Corona pada Minggu (21/6/2021) kemarin. Mirisnya, dari 879 anak tersebut, 224 di antaranya adalah balita.
Oleh karena itu, anak-anak menjadi salah satu kelompok yang rentan tertular COVID-19. Terlebih dengan adanya varian baru Corona yang sudah menyebar di berbagai wilayah di Indonesia, para orang tua pun dituntut untuk lebih waspada.
Berikut sejumlah fakta tentang penularan COVID-19 pada anak-anak di Indonesia, yang perlu diketahui.
1 dari 8 kasus Corona di Indonesia adalah anak-anak
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), FAAP, mengatakan bahwa proporsi kasus Corona pada anak secara nasional adalah 12,5 persen. Ini merupakan angka yang cukup tinggi, terlebih total kasus Corona di Indonesia sudah mencapai lebih dari 1,9 juta jiwa.
“Data nasional saat ini proporsi kasus konfirmasi positif COVID-19 pada anak usia 0-18 tahun ini adalah 12,5 persen. Artinya 1 dari 8 kasus konfirmasi itu adalah anak,” kata dr Aman dalam konferensi pers, Jumat (18/6/2021).
Kasus kematian Corona anak di Indonesia terbanyak di dunia
Menurut dr Aman, case fatality rate kasus Corona anak di Indonesia mencapai 3-5 persen. Dengan angka tersebut, tingkat kematiannya menjadi yang terbanyak di dunia.
“Data IDAI menunjukkan case fatality rate (kematian) itu adalah 3-5 persen. Jadi, kita ini (jumlah) kematian yang paling banyak di dunia,” ujarnya.
50 persen kasus kematian Corona anak adalah balita
Selain tingkat kematiannya yang tinggi, setengah dari kasus kematian Corona pada anak-anak di Indonesia adalah kelompok balita. dr Aman pun mengimbau para orang tua untuk tidak membawa anaknya keluar rumah jika tidak ada keperluan penting, kemudian tetap menjaga protokol kesehatan ketika beraktivitas di luar ruangan.
“Dan saya sering mengatakan 50 persen kematian anak itu balita,” tegasnya.
IDAI tolak sekolah tatap muka
Dengan semua pertimbangan berbagai faktor di atas, ditambah peningkatan kasus Corona di Indonesia tengah melonjak drastis, IDAI meminta kegiatan sekolah tatap muka sebaiknya tidak dilakukan dalam waktu dekat ini.
“Jelas IDAI mengatakan IDAI sangat mendukung usaha untuk sekolah tatap muka. Namun, ada syarat pertamanya bahwa positivity rate-nya harus di bawah 5 persen,” jelas dr Aman.
“(sementara) Saat ini positivity rate sudah berapa banyak? 37 persen,” lanjutnya.
dr Aman pun mengatakan rekomendasi ini berlaku bagi setiap daerah, terlepas dari zonasi Coronanya. Hal ini karena penularan COVID-19 dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.
“Kami tetap menganggap tidak ada itu daerah hijau atau merah, karena tidak ada batas kok. Jadi tolonglah kita lihat ini secara bijaksana,” jelas dr Aman.