Fakta-fakta Donor Plasma Darah COVID-19 Seperti yang Dilakukan Anies Baswedan

Jakarta –
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan donor plasma darah COVID-19. Sebagai penyintas COVID-19, Anies menganggap donor plasma darah COVID-19 yang dilakukannya sebagai bentuk rasa syukur bisa bebas dari Corona.
“Saya (hari ini) baru saja selesai donor plasma konvalesen,” kata Anies Baswedan melalui keterangan tertulis, usai melakukan donor plasma darah COVID-19 di Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta Kamis (14/1/2021).
Anies Baswedan berharap bisa membantu lebih banyak warga setelah mengajukan diri sebagai pendonor. Ia juga mendorong lebih banyak pasien sembuh Corona yang melakukan donor plasma darah COVID-19.
Seperti diketahui, terapi plasma darah COVID-19 menjadi salah satu perawatan yang dilakukan pada pasien Corona. Metode penyembuhan ini memanfaatkan antibodi di dalam darah pasien sembuh Corona dan diberikan pada pasien COVID-19 yang masih terinfeksi.
Namun, tak semua pasien sembuh Corona bisa melakukan donor plasma darah COVID-19, berikut fakta-faktanya.
1. Kriteria donor penyintas COVID-19
Menurut pendiri Komunitas Pendonor Plasma Konvalesen, dr Ariani MKes SpA (K), kriteria donor plasma konvalesen selain pernah terkonfirmasi positif, ia harus bebas dari gejala COVID-19.
“Yang bisa gabung adalah survivor COVID yang bersedia mendonorkan plasma darahnya,” kata dr Ariani beberapa waktu lalu.
Berikut beberapa kriterianya
Pernah terdiagnosis konfirmasi COVID-19 (hasil swab PCR dan/atau swab antigen positif)
- Bebas dari gejala COVID-19 (demam/batuk/sesak/diare) sekurang-kurangnya 14 hari.
- Usia 18-60 tahun
- Laki-laki, wanita yang belum pernah hamil
- Berat badan minimal 55 kg
- Tidak memiliki penyakit yang berat (gagal ginjal, jantung, kanker, kencing manis, darah tinggi tidak terkontrol).
2. Terapi plasma sudah sejak lama digunakan
Terapi plasma darah selama ini dinilai cukup aman digunakan untuk pasien COVID-19. Pasalnya, terapi ini juga sudah berjalan cukup lama dan digunakan untuk menangani SARS, MERS, Ebola dan Influenza H5N1.
3. Efek terapi plasma darah COVID-19
Dikutip dari CNN, peneliti dari Eijkman Institute Profesor David H Muljono menyebut terapi donor plasma darah COVID-19 memiliki efek yang sangat baik pada pasien Corona bergejala sedang hingga berat.
“Pemberian plasmakonvalesen lebih bermanfaat bagi pasien dengan derajat sedang sampai berat, dibanding pasien dengan keadaan kritis,” jelas David.