Fakta-Fakta ‘Delta Plus’, Mutasi Terbaru Varian Delta Virus Corona

Jakarta –
Virus Corona varian Delta atau B1617.2 yang pertama kali ditemukan di India telah bermutasi menjadi varian ‘Delta Plus’.
Seorang ilmuwan yang mendalami bidang genome sequencing, Bani Jolly, mengatakan sejumlah kecil sekuens Delta B1617.2 memiliki mutasi protein spike K4176N yang ditemukan di laboratorium GISAID.
Public Health England, dalam laporan terbarunya tentang varian virus Corona, mengatakan varian Delta Plus diidentifikasi dalam enam genom dari India pada 7 Juni. Badan kesehatan itu telah mengkonfirmasi keberadaan total 63 genom varian Delta dengan mutasi K417N.
Berikut fakta-fakta soal varian Delta Plus, dikutip dari berbagai sumber.
1. Nama varian
Varian Delta yang bermutasi memiliki kode B16172.1 atau AY.1 yang ditandai dengan akuisisinya dengan mutasi K417N. Mutasi tersebut ada pada protein spike SARS-COV-2, yang membantu virus masuk dan menginfeksi sel manusia. Urutan paling awal dari genom ini ditemukan di Eropa pada akhir Maret tahun ini.
2. Efek terhadap pengobatan
Meskipun belum ada indikasi tingkat keparahan penyakit karena varian ini, Delta Plus disebut kebal terhadap pengobatan koktail antibodi monoklonal untuk COVID-19 yang baru-baru ini disahkan di India.
Pengobatan tersebut adalah Casirivimab dan Imdevimab, yang baru-baru ini menerima otorisasi penggunaan darurat di India dari Organisasi Pengawasan Standar Obat Pusat.
3. Seberapa menular?
Ahli imunologi Vineeta Bal mengatakan resistensi varian Delta plus terhadap koktail antibodi monoklonal bukanlah indikasi virulensi atau tingkat keparahan yang lebih tinggi.
Ia juga mengatakan tidak ada alasan untuk khawatir karena prevalensi varian Delta Plus ini pun masih tergolong rendah.
“Seberapa menular varian baru ini akan menjadi faktor penting untuk menentukan penyebarannya yang cepat atau sebaliknya,” kata Vineeta Bal kepada kantor berita PTI.
4. Teridentifikasi di sejumlah negara
Pada 7 Juni, 63 genom varian Delta Plus telah diidentifikasi GISAID berada di Kanada, Jerman, Rusia, Nepal, Swiss, India, Polandia, Portugal, Jepang, dan AS. Ada 36 kasus varian baru di Inggris dan varian ini mencakup 6 persen dari semua kasus di AS.