Era 5G, Kesenjangan Keterampilan Digital Masih Menghambat

– Pada tahun 2030, Ericsson memperkirakan bakal ada dua pertiga tenaga kerja dunia yang bergantung pada konektivitas 5G.
Meski potensial, nyatanya ada sejumlah tantangan dalam konteks tenaga kerja di era 5G, salah satunya ialah soal sumber daya manusia yang tak dipungkiri ‘wajib’ mengikuti kemajuan teknologi yang ada saat ini.
Borje Ekholm, President & CEO Ericsson menceritakan literasi dan keterampilan adalah penghalang terbesar untuk akses internet di sejumlah wilayah, sebut saja Afrika, Amerika Latin, Asia Timur dan Selatan (GSMA 2019).
Baca juga: Penting! Pendekatan Society 5.0 Ampuh Temukan Use Case 5G
“Kita dapat memiliki semua teknologi di dunia, tetapi jika orang tidak tahu cara menggunakannya, itu tidak akan berarti apa-apa,” jelas Borje, dalam ajang Task Force & Action Council B20 Indonesia Summit 2022.
Oleh karena itu, lanjut Borje sangat penting bagi Ericsson untuk berupaya mengatasi kesenjangan keterampilan digital dan mendukung inklusi digital di dunia saat ini, tak terkecuali di Indonesia.
Salah satu upaya yang sudah digulirkan ialah melalui program Ericsson Educate, yang dijankan di beberapa negara dan bermitra dengan sekolah, universitas, dan pusat pembelajaran komunitas lokal.
“Salah satu contohnya di Malaysia. Awal bulan ini, Ericcson mengumumkan kolaborasi dengan Universiti Teknologi Malaysia dan Digital Nasional Berhad yang membantu mendidik siswa tentang 5G dan teknologi baru.
“Kolaborasi ini akan memungkinkan mahasiswa di sana untuk berpartisipasi dan berkontribusi pada ekonomi digital negara. Program ini memang bertujuan untuk berbagi kompetensi yang kami miliki secara lebih luas, menangani tuntutan keterampilan penting yang dibutuhkan oleh tenaga kerja masa depan,” paparnya.
Inklusi digital dalam program ini ialah mengupas soal AI, robotika, hingga pengembangan aplikasi.
“laju perubahan yang cepat membuat sekolah dan universitas akan selalu membutuhkan dukungan industri untuk membawa pembelajaran digital melampaui tingkat dasar, serta menggerakkan siswa melampaui pengetahuan teoretis,” tutupnya.
Sekedar tambahan, berdasarkan hasil penelitian dari Mckinsey Global Institute memperkirakan, pada tahun 2030, bakal ada 15-20 juta pekerja di Indonesia yang akan digantikan oleh otomatisasi.
Baca juga: 5 Rekomendasi Smartphone 5G Murah 2022 Mulai dari Rp2 Jutaan loh!
Lalu berdasarkan sebuah riset dari Erkut, juga mencatat setidaknya 1000+ perusahaan teknologi yang kini aktif mencari talenta teknologi.
Dan diperkitakan Indonesia hingga kini masih alami kekurangan talenta digital yang terbilang cukup signifikan, yakini ada gap 600.000 per tahun antara tech-talent/digital-talent dengan permintaan dari sektor teknologi.