Shopee Affiliates Program

Epidemiolog soal Virus Langya: Sekeluarga dengan Nipah, Kematian Bisa Tinggi

Jakarta

Epidemiolog Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia menyoroti temuan 35 kasus pasien Langya di China. Virus baru Langya diduga kuat berasal dari hewan lantaran termasuk zoonotik disease. Belum diketahui, apakah reservoir virus baru Langya adalah tikus, seperti strain yang ditemukan sebelumnya.

Menurut Dicky, virus Langya berpotensi berbahaya seperti penyakit zoonotik lainnya. Terlebih, virus ini satu keluarga dengan virus Nipah yang memiliki angka kematian tinggi hingga 70 persen.

“Meskipun tidak ada perawatan ICU atau kematian, tetapi sekali lagi prinsip dari wabah, skenario terburuk harus dihindari, karena apalagi ini masuk keluarga dengan Nipah, ini kita tahu sangat memungkinkan menular antarmanusia dan angka kematiannya tinggi,” sebutnya saat dihubungi detikcom Rabu (10/8/2022).


“Jadi kalau di dalam satu keluarga, artinya meskipun saat ini belum terdeteksi, potensinya ada, itu yang harus diwaspadainya dan dimitigasi,” sambung dia.

Dicky juga mewanti-wanti risiko gejala di saluran pernapasan pada pasien Langya memungkinkan penularan terjadi lebih mudah. Perlu adanya surveilans atau pelacakan kasus yang ketat, baik pada manusia dan hewan. Dua wilayah di China, juga melaporkan hewan domestik seperti anjing mereka terpapar virus Langya.

“Dan apalagi yang dimaksud keluarga yang sama dengan virus Nipah, memang bisa fatal, berpotensi fatal, nah hal yang perlu diwaspadai adalah bahwa setiap kejadian seperti ini harus sekali lagi mengubah respons pemerintah di manapun perlu memperkuat surveilans,” pungkas dia.


Terima kasih telah membaca artikel

Epidemiolog soal Virus Langya: Sekeluarga dengan Nipah, Kematian Bisa Tinggi