e-Life: Stigma Anak ‘Broken Home’

e-Life: Stigma Anak 'Broken Home'

Jakarta

Siapapun tentu mendambakan kondisi keluarga yang rukun, utuh dan harmonis. Kondisi di mana keluarga yang masih utuh sehingga anak-anaknya dapat merasakan kehangatan dan keharmonisan dari kedua orang tuanya.

Tapi, tidak semua orang beruntung merasakan hal tersebut. Terlebih jika kedua orang tuanya harus memilih dan memutuskan untuk bercerai. Dalam situasi seperti ini, sudah tentu yang paling terdampak dari perpisahan kedua orang tuanya adalah sang anak. Kondisi inilah, yang biasa kita kenal dengan istilah ‘keluarga broken home’.

Lantas, apa saja dampak dari sebuah perceraian yang terjadi? Dan mengapa anak yang ‘broken home’ sering disebut sebagai anak yang jauh dari kasih sayang kedua orang tua?


Untuk itu, e-Life akan mengulasnya bersama Dyah Ayu Kusumawardani Gunawan, M.Psi., Psikolog, C.Ht®, selaku Psikolog Klinis dan Hipnoterapis Klinis. e-Life akan tayang malam ini LIVE, hanya di detikcom pukul 19:00 WIB.

(mjt/mjt)

Terima kasih telah membaca artikel

e-Life: Stigma Anak ‘Broken Home’