Duh! Di Negara Ini, Masih Ada yang Suntikkan Cairan Pemutih untuk ‘Obati’ COVID-19

Jakarta

Saat ini, negara-negara di dunia terus berjuang menyuntikkan vaksin agar bisa melawan pandemi COVID-19. Namun, berbeda dengan salah satu negara di Amerika Selatan ini, yaitu Bolivia.

Di negara ini, para tenaga medis menyuntikkan pemutih industri sebagai salah satu pengobatan untuk virus Corona. Meski vaksin COVID-19 sudah masuk, tetapi negara ini masih menjadikan campuran klorin dioksida dan larutan garam sebagai cara alternatif untuk melindungi diri dari virus Corona.

Dikutip dari Daily Star, klorin dioksida biasanya digunakan sebagai disinfektan atau pemutih kertas. Namun, produk ini dipuji-puji sebagai ‘obat ajaib’ yang mampu mengobati sebagian penyakit dan kondisi, seperti COVID-19, oleh para ahli teori konspirasi.

Diketahui, Bolivia mulai melegalkan produksi dan penjualan klorin dioksida ini sebagai pengobatan alternatif untuk COVID-19 sejak tahun lalu. Dan sampai sekarang, masih banyak orang yang menginginkannya.

Cairan pemutih yang digunakan sebagai salah satu dari banyak metode ‘penyembuhan ajaib’ ini telah menerima teguran serius. Ini juga terjadi pada obat cacing yang disebut bisa mengobati COVID-19.

Tak hanya itu, mantan Presiden AS Donald Trump juga sempat mempertanyakan dan meyakini soal kemampuan disinfektan sebagai obat COVID-19. Menurutnya, tidak ada obat yang bisa mematikan virus Corona dalam waktu satu menit seperti cairan disinfektan ini.

Namun, hal ini langsung dibantah para profesional medis. Menurut mereka, pemikiran Trump sangatlah berbahaya. Para profesional kesehatan mengatakan menelan bahkan menyuntikkan zat semacam itu, seperti disinfektan mungkin akan berakibat fatal.


Terima kasih telah membaca artikel

Duh! Di Negara Ini, Masih Ada yang Suntikkan Cairan Pemutih untuk ‘Obati’ COVID-19