Duh! BPOM Temukan Suplemen ‘Dioplos’ Dexamethasone, Bisa Berisiko Fatal

Jakarta –
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Reri Indriani menemukan 53 obat tradisional dan satu suplemen kesehatan yang mengandung bahan kimia. Jika dikonsumsi, efeknya bisa fatal pada organ vital seperti jantung bahkan berisiko kematian.
Reri menyebut temuan kandungan kimia dalam obat tradisional meningkat sepanjang pandemi. Bahkan dua zat berbahaya seperti efedrin dan pseudoefedrin baru ditemukan BPOM dalam pemantauan periode Juli hingga September 2021.
Temuan kandungan tersebut berada dalam obat tradisional dan suplemen yang dipercaya bisa melawan COVID-19.
“Adanya kecenderungan baru, beberapa obat tradisional diketahui dari hasil sampling pengujian kami mengandung efedrin dan pseudoefedrin, penggunaan ephedra sinica ini dapat digunakan secara tidak tepat dalam pencegahan dan penyembuhan COVID-19,” jelas Reri dalam konferensi pers Rabu (13/10/2021).
“Berdasarkan hasil kajian yang melibatkan para ahli dan asosiasi profesi kesehatan IDI, IAI, obat yang mengandung kandungan ephedra dapat membahayakan kesehatan pada sistem kardiovaskuler dan bisa memicu kematian,” lanjut dia.
Kandungan sidenafil dan dexamethasone di suplemen kesehatan
Tak hanya itu, BPOM juga menemukan sejumlah suplemen kesehatan mengandung dexamethasone hingga sidenafil. Maka dari itu, Reri meminta masyarakat selalu mengecek izin edar BPOM dalam setiap obat yang tersebar luas.
“Penambahan bahan kimia obat ini tentunya sangat membahayakan kesehatan penggunanya, sebagai contoh dexamethasone dapat menyebabkan moon face, hiperglikemia, osteoporosis, sidenafil bisa menyebabkan stroke serangan jantung hingga kematian,” pungkas dia.
Tak cuma dua kandungan tersebut, obat tradisional dan suplemen kesehatan juga ditemukan BPOM dicampur dengan parasetamol hingga tramadol.