Drone ScanEagle Jadi Kelengkapan Sistem Intai di Frigat KRI Abdul Halim Perdanakusuma 355

Bahwa drone intai ScanEagle telah dioperasikan oleh Puspenerbal tentu bukan berita baru lagi, pasalnya kesatuan yang menaungi pesawat nirawak ini pun telah diresmikan sebagai Skadron Udara 700 pada 21 Juni 2021 lalu. Didapuk sebagai ‘kepanjangan mata’ bagi kapal perang, sejauh ini belum pernah diperlihatkan bahwa drone ini telah disiapkan di atas kapal perang TNI AL.

Baca juga: Dengan Komandan dari Kowal, Skadron 700 Puspenerbal Perlihatkan Drone Intai ScanEagle 

Sampai kemudian postingan Instagram Koarmada 2 memperlihatkan ScanEagle telah terpasang di frigat TNI AL. Dikutip dari akun Instagram Koarmada 2, disebutkan frigat Van Speijk Class, KRI Abdul Halim Perdanakusuma (AHP) 355 dari Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmada II, menjadi yang beruntung dengan kehadiran drone ScanEagle, dimana kemampuan operasi intai dan patroli maritim dari frigat produksi Belanda ini akan lebih optimal, efektif dan efisien.

Bertempat di geladak helikopter KRI AHP 355, pada Selasa (22/02/2022), Ground Crew Team yang terdiri dari prajurit KRI AHP 355 melaksanakan persiapan dengan melakukan Engine Run Aircraft guna memastikan kesiapan drone ScanEagle untuk penerbangan SAT (Sea Acceptance Test).

Drone ScanEagle Jadi Kelengkapan Sistem Intai di Frigat KRI Abdul Halim Perdanakusuma 355

Guna mensimulasikan perencanaan kegiatan penerbangan drone ScanEagle saat SAT, Komandan Wing Udara II dan Komandan KRI AHP-355 beserta staf melaksakan Tactical Floor Game (TFG) di Puspenerbal. “TFG dilaksanakan dengan skenario yang telah disusun dimulai dari embarkasi personil dan materil, KRI AHP 355 menuju ke daerah pelaksanaan SAT, prosedur penerbangan ScanEagle hingga Recovery serta diakhiri dengan KRI AHP 355 bersandar kembali di Pangkalan Surabaya,“ terang Kolonel Ludfy disela kegiatan.

Seperti terlihat dalam foto, selain keberadaan drone ScanEagle, terlihat pada deck helikopter adalah peluncur jenis catapult pneumatic. Peluncur ini mampu melesatkan drone dengan kecepatan 25 meter per detik. Karena tak punya roda, maka ScanEagle didaratkan dengan cara khusus, bukan dengan jaring atau parasut, melainkan menggunakan metode kabel penangkap (SkyHook) yang dikembangkan Boeing Insitu.

Guna mendukung tugas intai pada sistem senjata armada terpadu, standarnya drone ScanEagle dilengkapi sensor thermal beresolusi tinggi DRS E6000. Sensor ini menyediakan resolusi 640×480 pixels dengan 25 micron pitch. ScanEagle juga dilengkapi short-wave infrared camera buatan Goodrich Sensors. Yang terbaru ScanEagle dapat diinstalasi NanoSAR synthetic aperture radar (SAR).

Baca juga: Ditinggal Kabur Pasukan Afghanistan, Milisi Taliban Dapatkan ‘Gratis’ Drone Intai ScanEagle

Dalam menjalankan misi intai, ScanEagle dapat mengudara sampai 22 jam 10 menit. Bahkan pada uji coba dengan bahan bakar JP5, endurance ScanEagle bisa sampai 28 jam 44 menit di udara. (Gilang Perdana)

Terima kasih telah membaca artikel

Drone ScanEagle Jadi Kelengkapan Sistem Intai di Frigat KRI Abdul Halim Perdanakusuma 355