Shopee Affiliates Program

Drama Sunat Masa Kecil, Perihnya Ganti Perban hingga Derita ‘Sunat Revisi’

Jakarta

Pengalaman khitan atau sunat di masa kecil kerap diwarnai kisah tak terlupakan. Jauh sebelum beragam teknik sunat medis bermunculan, laki-laki baik bocah atau dewasa disunat mengandalkan tangan ‘ajaib’ tukang sunat.

Selain ada yang tidak pakai bius, masa pemulihannya pun tak selalu berjalan mulus. Banyak yang mengalami perban susah dilepas karena lengket di bekas luka yang tidak kering-kering, sampai-sampai harus berendam dulu biar bisa lepas.

Berdasarkan polling di akun Twitter detikHealth, 48 persen responden mengaku mengalami derita perban lengket setelah disunat. Sebanyak 29,1 persen mengeluh tetap merasa sakit meski sudah dibius, 12,2 persen mengalami bengkak karena infeksi, dan 10,7 persen mengalami kisah tak terlupakan lainnya.

Dalam polling tersebut, mayoritas laki-laki yang sudah disunat mengaku pernah mengalami perban jahitan lengket pasca dikhitan. Penyebabnya, tak lain luka yang tak kunjung kering sehingga perban menempel dan susah dicopot.

“Drama membuka perban yang lengket, berendam di bak mandi isi air hangat sampai airnya dingin, yang kelepas cuma sedikit-sedikit kayak ngelupasin koreng. Berendam dari ashar sampai isya hasilnya cuma masuk angin, terus nggak jadi ganti perban sampai seminggu baru ngeletek sendiri perbannya. Hmmmm,” cuit @LogatMM.

“Perban jahitan lengket, terus disuruh rendam di bak besar airnya sambil dikasih bubuk penicilin (kalau nggak salah). Airnya sambil dioplok-oplok biar perbannya perlahan lepas kena gelombang air,” kata @YudSugar.

Sunat dua kali gara-gara harus ‘revisi’

Lain kisah dari @Coklatkopi5. Gara-gara ada kesalahan pemotongan, ia harus ‘sunat revisi’ untuk merapikan potongan yang gagal. Mau tak mau, kehebohan sunat harus ia cicipi 2 kali. Bahkan, insiden tersebut membuat ibunya ikut menangis lantaran tak tega melihat potongan pada penis anaknya.

“Sunat dua kali. Pertama dokternya amatiran, terus harus direvisi pada sunat kedua. Dulu waktu kecil gue nggak tau cuma iya-iya saja. Tapi ingat banget Ibu nangis terus, nggak tega mungkin. Karena yang pertama motongnya kurang banyak, jadi setelah pulih masih nutupin helmnya woy. Kurang ajar memang,” cuitnya.

Punya pengalaman unik lainnya seputar sunat? Tulis di komentar ya.


Terima kasih telah membaca artikel

Drama Sunat Masa Kecil, Perihnya Ganti Perban hingga Derita ‘Sunat Revisi’