Diundang WHO, Menkes Terawan Beberkan 9 Kunci Penanganan COVID-19 di Indonesia

Jakarta –
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengundang Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk berbagi pengalaman penanganan pandemi COVID-19. Khususnya terkait pelaksanaan IAR COVID-19 nasional.
Seperti diketahui, Indonesia adalah salah satu negara yang menerapkan rekomendasi IAR dari WHO sebagai monitoring dan evaluasi penanganan COVID-19.
Menteri Kesehatan Indonesia Terawan Agus Putranto membeberkan sembilan pilar yang menjadi kunci untuk mendukung peningkatan koordinasi dalam penanganan COVID-19 di Indonesia.
“Pertama komando dan koordinasi, kedua komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat, ketiga pengawasan dan investigasi,” ucap terawan dalam briefing media pers Jumat (6/10/2020).
“Keempat, pengawasan transportasi international, kelima laboratorium, keenam mengontrol kasus infeksi, dan manajemen kasus. Selanjutnya operasional dan dukungan logistik, serta manajemen pelayanan kesehatan,” jelas Terawan.
Selain itu, Terawan juga mengatakan, kunci penanganan COVID-19 tidak lepas dari kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan.
“Kerja sama dan partisipasi dari seluruh pihak merupakan kunci penanganan COVID-19. Seluruh pemangku kepentingan mendukung penanganan COVID-19 berdasarkan rekomendasi IAR dari WHO,” tambahnya.
Apa itu IAR?
Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko, mengatakan IAR atau Intra Action Review adalah suatu perencanaan kegiatan dalam penanggulangan pandemi COVID-19.
Dalam hal ini Indonesia diminta untuk membuat suatu laporan atau perencanaan terkait penanganan COVID-19, yang pada akhirnya akan direview oleh WHO untuk dijadikan bahan pembelajaran.
Beberapa pokok permasalahannya bisa berupa terkait masalah isolasi, pelayanan kesehatan, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), dan semua upaya yang dilakukan Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19.
“Misalnya WHO mengatakan, so far so good (penanggulangannya). Artinya tidak ada yang bertentangan, dan apakah itu sudah optimal atau belum,” ucap Miko saat dihubungi detikcom, Kamis (5/11/2020).